Kisah 2 Pujangga Besar Majapahit yang Menuliskan Masa Keemasan Raja Hayam Wuruk

Prapanca memuji nenek baginda raja yang bernama Rajapatni, putri Gayatri sebagaimana dikisahkan pada Pupuh II-VI. Putri bungsu Sri Kertanagara dari Singasari, dia bertindak sebagai penasihat utama dalam pemerintahan. Di pupuh VIII, Prapanca mengisahkan tentang pemujaan terhadap Sri Rajasanagara, raja Majapahit.
Tercatat hingga Pupuh XCV-XCVIII beragam kisah diceritakan Mpu Prapanca. Di pupuh terakhirnya, dia mengisahkan kebosanannya tinggal di dusun dan nekat bertapa ke lereng gunung.
Menariknya, naskah Kakawin Negarakertagama bersifat pujian ke raja yang disusun tidak atas perintah Raja Hayam Wuruk, baik sebagai tujuan politik pencitraan maupun legitimasi kekuasaan. Melainkan murni kehendak Mpu Prapanca yang ingin menghaturkan bakti pada raja.
Selain Negarakertagama, Mpu Prapanca juga menulis kitab Kakawin Niratha Prakretha. Kitab ini terdiri atas 13 pupuh. Pada kitab Niratha Prakretha, Prapanca menuangkan karyanya dengan bahasa indah memikat. Karya tersebut mengandung ajaran-ajaran kearifan yang bersifat transendental. Ajaran bagi seluruh manusia yang ingin mencapai pembebasan neraka dan mencapai nirwana.
Editor: Ihya Ulumuddin