Keren, Mahasiswa UB Desain Alat untuk Diagnosis Dini Penyakit Jantung
JAKARTA, iNews.id - Tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (UB) Malang membuat pemodelan alat tensimeter digital untuk diagnosis dini penyakit jantung. Alat berbasis kecerdasan artifisial menggunakan metode artificial neural network (ANN).
Tiga mahasiswa yang mengembangkan alat ini yaitu Aldi Dwi Putra, Andro Syahreza dan Ervan Andi Wijaya. Menurut mereka, alat ini mampu melakukan diagnosis penyakit jantung berdasarkan detak jantung, tekanan darah dan umur, serta parameter kualitatif yang tediri atas jenis kelamin dan gejala angin saat beraktivitas.
Aldi menjelaskan, artificial intelligence based diagnosis (AID) ini dilatih menggunakan data dari UCI Machine Learning Repository yang berisi hubungan gejala penyakit jantung dan diagnosisnya.
‘’Setelah dilakukannya proses pelatihan didapatkan akurasi yang cukup baik yaitu sebesar 83,6 persen,’’ kata Aldi, dikutip dari laman resmi Universitas Brawijaya, Senin (5/10/2020).
Dia menuturkan, hasil diagnosis akan ditampilkan dalam bentuk persentase potensi dideritanya penyakit jantung. Jika persentase keluaran semakin tinggi, potensi dideritanya penyakit jantung juga akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Jika hasil diagnosis dini dari kecerdasan buatan bernilai ≥50 persen, sangat dianjurkan kepada pengguna agar segera melakukan pengecekan lebih lanjut menggunakan alat yang lebih canggih di rumah sakit.
Jika didapatkan peluang ≤49 persen, disarankan pengguna lebih menjaga kesehatan, istirahat yang cukup, dan melakukan olahraga rutin. Jika gejala sakit dada muncul atau bertambah parah dianjurkan segera check-up ke dokter.
Aldi berharap alat yang mereka buat bisa turut mengurangi angka kematian akibat kurangnya kewaspadaan terhadap penyakit jantung
“AID dibuat sebagai solusi dalam pemerataan fasilitas kesehatan ke seluruh wilayah Indonesia serta pengurangan jumlah kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung dengan cara melakukan diagnosis dini,” tuturnya.
Editor: Zen Teguh