Kembangkan Cara Komunikasi dengan Tanaman, Dosen UB Raih Gelar Profesor Pertanian
MALANG, iNews.id - Guru besar Universitas Brawijaya (UB) Profesor Yusuf Hendrawan mengembangkan cara berkomunikasi dengan tanaman. Atas inivasi ini, dia bahkan sukses memperoleh gelar guru besar profesor bidang pertanian.
Yusuf menyatakan, sistem komunikasi dengan tanaman dikembangan dengan memanfaatkan metode IBIS untuk pertanian presisi. Dari kemampuan IBIS inilah dapat mengidetifikasi respons tanaman. Kemudian dimanfaatkan untuk membangun sistem komunikasi yang efektif.
"Kemampuan IBIS untuk mengidentifikasi respons tanaman kemudian dimanfaatkan untuk membangun sistem komunikasi yang efektif dengan objek pertanian atau yang dinamakan sebagai metode Speaking Plant Approaches (SPA)," kata Yusuf, Jumat (3/6/2022).
Pengembangan teknologi untuk berkomunikasi ke tanaman dapat membuat manusia mengetahui kebutuhan hidup tanaman dengan akurat. Apalagi di bidang pasca-panen tanaman, IBIS telah dimanfaatkan untuk mengidentifikasi karakteristik mutu, fisik, dan kimia objek-objek pertanian sehingga kualitas produk-produk pertanian dapat ditingkatkan.
"Ketika kita dapat berkomunikasi dengan tanaman, maka kita akan mengetahui kebutuhan hidup tanaman secara akurat. Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan deep learning," ucap dia kembali.
Metode deep learning yakni pengembangan metode jaringan syaraf tiruan yang berlapis-lapis. Metode jaringan syaraf tiruan yang digunakan secara berlapis-lapis, terbukti lebih efektif dalam mengklasifikasikan objek pertanian berdasarkan karakteristiknya masing-masing.
Beberapa contoh permasalahan klasifikasi di bidang pertanian yakni klasifikasi tingkat kadar air tanaman, klasifikasi jenis mutu produk pertanian, klasifikasi tingkat kematangan produk pertanian, dan lain sebagainya. Ke depan dia bertekad mengembangkan IBIS ini bidang sistem kontrol pertanian, untuk mewujudkan customizable agricultural product. IBIS akan dikembangkan untuk mengoptimalkan teknologi plant factory.
"Plant factory adalah suatu sistem budidaya pertanian tertutup. Semua faktor lingkungan (suhu, kelembaban, intensitas cahaya, air, nutrisi, CO2, frekuensi suara, dan lain-lain) dapat dikontrol secara optimal," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin