get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Tempat Lari Malam di Surabaya yang Paling Direkomendasikan Buat Pemula

Kantor PBNU Pertama di Surabaya akan Dijadikan Museum, Gus Yahya: Saya Setuju

Kamis, 17 Februari 2022 - 19:35:00 WIB
Kantor PBNU Pertama di Surabaya akan Dijadikan Museum, Gus Yahya: Saya Setuju
Ketua Umum PBNU KH yahya Cholil Staquf seusai tahlil di kantor PCNU Surabaya bubutan, Kamis (17/2/2022). (Foto: istimewa).

SURABAYA, iNews.id - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyetujui Kantor PCNU Kota Surabaya dijadikan museum. Hal itu disampaikan Gus Yahya usai tahlilan mengenang hari lahir ke-99 tahun Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PCNU Kota Surabaya di Jalan Bubutan, Kamis (17/2/2022). 

"Saya setuju ini (Kantor PCNU) dijadikan museum supaya bisa terjamin perawatannya. Namun saya minta aktivitas spiritual keagamaan di gedung ini tetap diizinkan. Tetap pada waktu-waktu tertentu tempat ini digunakan tempat bermujahadah, sehingga energi spiritual gedung ini tetap bisa kita rasakan," katanya. 

Gedung PCNU Kota Surabaya merupakan cagar budaya dan memiliki nilai historis tinggi bagi kelahiran NU. Dalam bahasa Belanda gedung ini dinamai Hoofdbestuur yang berarti Pengurus Besar atau Kantor Pusat . 

Memang dahulu bangunan ini menjadi kantor pusat PBNU sebelum akhirnya berpindah ke Pasuruan dan Madiun, hingga akhirnya pindah ke Jakarta. Di gedung ini pula KH Hasyim Asy'ari dan Ulama se Jawa dan Madura merumuskan resolusi jihad untuk melawan penjajah pada 21 dan 22 Oktober 1945.

Karenanya, mempertahankan Gedung PCNU Kota Surabaya sebagai cagar budaya adalah bagian dari cara PBNU untuk terus menjaga ikatan antara generasi NU masa kini kepada asal mula berdirinya NU.

"Bersama-sama di sini saat ini hadir pengurus PBNU dan PWNU se Indonesia. Semuanya kita ajak menghayati dan menangkap energi spiritual yang telah melahirkan NU sebagai kekuatan peradaban," kata Gus Yahya.

Gus Yahya sendiri sempat tampak emosional dan berkaca-kaca saat mengenang sejarah gedung PCNU Kota Surabaya ini. “Tidak ada artinya jika benih yang dulu ditanam para muassis  (pendiri NU) jika kita tidak merawatnya. Kita harus memelihara kesentosaan pohon besar itu. Mohon maaf saya terlalu sentimental,” kata Gus Yahya sambil berkaca-kaca.

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut