Identitas 3 Korban Tewas Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny, Ini Nama-namanya
SIDOARJO, iNews.id - Identitas tiga korban tewas dalam tragedi musala ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akhirnya terungkap. Dari total 102 korban yang berhasil dievakuasi hingga Selasa (30/9/2025) siang, tiga santri dinyatakan meninggal dunia, sementara 99 orang lainnya selamat.
Berdasarkan data resmi tim SAR gabungan, tiga korban meninggal dunia telah teridentifikasi. Jenazah kini sudah dibawa ke rumah duka masing-masing.
1. Mochammad Mashudulhaq (14) asal Surabaya.
2. Muhammad Soleh (22) asal Bangka Belitung.
3. Alvan Ibrahimavic (14) asal Bangkalan.
Sementara itu, Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI M Syafeii, memastikan jumlah korban berdasarkan rekapitulasi tim gabungan di lapangan.
“Korban berjumlah 102 orang, terdiri atas selamat 99 orang dan meninggal dunia tiga orang,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).
Syafeii menjelaskan, musala runtuh dengan pola pancake collapse, yakni tumpukan beton yang saling menindih. Kondisi ini menyulitkan proses evakuasi dan membuka kemungkinan masih ada korban yang dapat diselamatkan.
“Dimungkinkan masih adanya korban yang masih bisa diselamatkan, maka diperlukan operasi SAR dengan penanganan khusus oleh tim menggunakan peralatan khusus,” katanya.
Untuk mempercepat pencarian, Basarnas menurunkan alat berat berupa crane dan ekskavator, meski penggunaannya tetap berisiko.
“Yang perlu diperhatikan pergeseran beton-beton tersebut justru dapat mengancam keselamatan jiwa survivor yang masih dimungkinkan terjebak di dalam reruntuhan,” ucapnya.
Tragedi yang terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB ini langsung mendapat perhatian Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dalam kunjungannya ke lokasi, Menag menyalurkan bantuan Rp610 juta sekaligus menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban.
“Sore kemarin terjadi musibah yang menyisakan duka. Selain berdoa, kami menyalurkan bantuan untuk menangani situasi ini agar segera pulih. Kami berupaya meminimalkan trauma santri agar mereka dapat melanjutkan pendidikan seperti biasa,” ujar Menag.
Menag juga menegaskan tragedi ini akan menjadi pelajaran penting untuk mencegah kejadian serupa. Kementerian Agama akan menggandeng pakar konstruksi guna menyusun pedoman pembangunan pesantren dan madrasah yang aman dan sesuai standar.
Editor: Donald Karouw