Gubernur Khofifah Dorong UKM Jatim Tembus Pasar Global lewat Desa Devisa
MAGETAN, iNews.id - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Jatim untuk menembus pasar global, salah satunya lewat program Desa Devisa. Pesan itu disampaikan Khofifah karena UKM di Jatim punya potensi besar untuk berkembang.
"Program ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena UMKM Jawa Timur memiliki peluang yang besar untuk berpartisipasi dalam perdagangan internasional dan Global Value Chain (GVC)," kata Khofifah saat berkunjung ke UD Bambu Murni, Desa Ringinagung, Kabupaten Magetan, Jumat (18/2/2022).
Khofifah mengatakan, seluruh kepala daerah harus mampu mengidentifikasi dan menyisir potensi daerah yang bisa masuk pasar ekspor. Setelahnya, pemerintah daerah bisa fokus pada pemenuhan aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produksi, memperhatikan keunggulan produk, dan mempersiapkan produk agar sesuai dengan tuntutan pasar domestik maupun global.
Khofifah mengatakan bahwa Jawa Timur mendapatkan kuota sebanyak 15 desa dari LPEI untuk menjadi desa devisa. Mengingat potensi Jawa Timur sangat besar, maka Ia mengusulkan kepada LPEI untuk menambah kuota menjadi 20 desa devisa.
"Sementara kita identifikasi mana yang kemungkinan bisa mendapatkan persetujuan untuk dijadikan Desa devisa dalam prioritas bulan-bulan ini. Itu kenapa di setiap kunjungan saya mencoba untuk melakukan identifikasi dan asesmen.
Semakin banyak yang berhasil diidentifikasi, maka semakin besar pula peluang yang bisa diambi," ujarnya.
Kepada Bupati Magetan Suprawoto, Gubernur Khofifah berpesan agar segera mengidentifikasi produk-produk unggulan di kabupaten khususnya kopi jenis Liberica yang terletak di lereng Gunung Lawu. Menurutnya, Kabupaten Magetan memiliki dua produk unggulan potensial yang bisa diusulkan desa devisa.
Khofifah mencontohkan, produk yang dihasilkan IKM Bambu Murni Desa Ringinagung dan Kopi Gunung Lawu jenis Liberica. Kedua potensi tersebut bisa disiapkan untuk bisa dilakukan assessment oleh LPEI. Apalagi, kata dia, potensi komoditas kopi dan marketnya cukup besar di dunia.
Editor: Ihya Ulumuddin