Fakta-Fakta Guru TK Terjerat 24 Pinjaman Online hingga Dipecat dan Nyaris Bunuh Diri

MALANG, iNews.id – Kisah guru TK di Malang yang terjerat 24 aplikasi pinjaman online (pinjol) demi menyelesaikan kuliah menjadi sorotan di Indonesia. Tidak hanya diteror, tenaga pendidik ini terpaksa pasrah dipecat dari pekerjaannya yang telah 13 tahun dia tekuni.
Prihatin dengan kondisi guru berinisial S itu, Pemkot Malang tengah berupaya mencari solusi untuk persoalannya. Wali Kota Malang Sutiaji telah berkomunikasi dan bertemu dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, untuk membicarakan persoalan guru TK yang terjerat pinjol ilegal tersebut.
Berikut sejumlah fakta yang dirangkum terkait guru TK S yang terjerat pinjaman online:
1. Ngutang lewat Pinjaman Online demi Selesaikan Pendidikan S-1
Guru TK berinisial S menceritakan kronologi dirinya terjerat berutang ke pinjaman online demi membiayai pendidikannya di S-1. Dia harus menyelesaikannya demi memenuhi salah satu syarat di TK tempatnya mengajar agar bisa menjadi guru kelas.
S memilih kuliah di Universitas Terbuka (UT). Masalahnya, dengan gaji per bulan yang hanya Rp400.000, S harus memutar otak membiayai perkuliahannya. Apalagi saat memasuki semester akhir yang memerlukan biaya hingga Rp2,5 juta pada tahun 2020 lalu.
Guru TK ini akhirnya meminjam uang ke lima aplikasi pinjaman online untuk memenuhi biaya perkuliahan tersebut. Persoalan pun muncul. Karena tak memiliki uang menutup pinjaman online di lima aplikasi sebelumnya, S meminjam kembali di aplikasi pinjaman online lain sehingga dia berutang total di 24 aplikasi.
"Total pinjaman beserta bunga sebanyak Rp36 sampai 40 juta. Dari 24 aplikasi itu, hanya lima yang legal," ujar Melati.
2. Tak Mampu Membayar, Akhirnya Diteror Debt Collector dan Dipermalukan
Karena belum juga membayar utangnya di pinjaman online, S pun ditagih dengan cara diteror hampir 24 jam oleh para debt collector. Dia dimasukkan ke grup WhatsApp dan terus dipermalukan bila tak mengembalikan uang yang dipinjam serta membayar bunganya.
"Mereka buat grup WA, di situ isinya nomor kontak yang saya miliki," ucap S.
Di grup WA tersebut debt collector pinjol itu terus meneror S. Sang debt collector bahkan sampai mengeluarkan kalimat yang mepermalukan dirinya.
"Saya dipermalukan di grup WA. Mereka juga galang dana dari orang-orang anggota di grup itu untuk bayar utang saya," katanya.
Akibat teror dari debt collector tersebut, S dikucilkan oleh teman-temannya hingga kehilangan teman.
Editor: Maria Christina