DPD Perindo Malang Dapat Ilmu Tambahan dari Cangkrukan Ngaji Budaya dengan Tokoh Lintas Agama
Secara khusus dia mewakili DPD Partai Perindo Kota Malang juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tokoh budaya, agama dan aktivis ke kantornya.
Menurutnya, meski jalannya cangkrukan diskusi cukup sederhana dan dengan lesehan, tapi tidak menghilangkan esensi diskusi untuk kebaikan masyarakat serta memanusiakan manusia sebagaimana tema yang selalu diusung komunitas Cangkrukan Ngaji Budaya.
"Ini kan sebenarnya idenya Gus Hisa juga, idenya teman-teman cangkrukan, enggak pakai kursi, alas sederhana, enggak boleh apa-apa, mboh polo pendem, sebenarnya sungkan ada tamu, tapi ini mungkin bentuk kerakyatan yang dimaksud gus, coba diterapkan di sini," ucapnya.
Di sisi lain Koordinator Cangkrukan Ngaji Budaya Hisa Al Ayyubi menyampaikan, diskusi atau cangkrukan dalam istilah bahasa Jawa biasanya dikemas lebih santai, tapi dengan isu - isu pembicaraan yang berbobot. Salah satu yang di kedepankan bagaimana mengatasi krisis etika dan krisis moral.
"Selama ini bangsa kita saat ini adalah krisis etika atau krisis moral. Inilah yang akan kita kembangkan di dalam masyarakat yang pertama tontonan, tuntutan dan santunan," ucap Gus Hisa.
Pada akhir cangkrukan, Perindo Kota Malang juga mendapat kado spesial berupa kaus yang dilukis tanpa tinta. Kaus berwarna hitam itu dilukiskan oleh seniman asal Kelurahan Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dengan gambar logo Partai Perindo.
Terlihat kaus itu diserahkan langsung oleh sang seniman dan diterima oleh Ketua DPD Partai Perindo Kota Malang.
Editor: Kurnia Illahi