get app
inews
Aa Text
Read Next : Maulid Nabi Muhammad SAW, Pemkab Kotabaru dan Kemenag Gelar Istighosah

Digelar Sederhana, Ritual Jamasan Gong Kiai Pradah di Blitar Tak Dihadiri Bupati 

Kamis, 21 Oktober 2021 - 19:27:00 WIB
Digelar Sederhana, Ritual Jamasan Gong Kiai Pradah di Blitar Tak Dihadiri Bupati 
Ritual jamasan atau siraman pusaka gong Kiai Pradah di alun-alun Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. (Foto: Sindonews/Solichan Arif)

Pertempuran antara Mataram dan Pajang berlangsung di wilayah Prambanan. Gema canang Kiai Bicak yang bertalu-talu, ditambah kobaran api yang berasal dari tumpukan kayu yang sengaja dibakar, serta Gunung Merapi yang kebetulan erupsi, membuat nyali prajurit Pajang ciut. 

Raja Pajang Hadiwijaya atau Jaka Tingkir sontak menarik mundur pasukan. Dalam sejarahnya, Pangeran Prabu yang kemudian mewarisi pusaka gong Kiai Pradah. Pangeran Prabu merupakan adik tiri Pakubuwono I. Saat menjalani hukuman pengasingan di hutan Lodoyo Blitar, Pangeran Prabu membawa serta gong Kiai Pradah. 

Pangeran Prabu dihukum buang karena ketahuan hendak mencelakai Pakubuwono I yang dinobatkan sebagai Raja Mataram. Setiap Pangeran Prabu memukul gong Kiai Pradah, konon harimau Lodoyo yang saat itu masih berupa hutan belantara, pada berdatangan. 

Di setiap bulan 1 Muharram atau Suro dan 12 Rabiul Awal atau Maulid Nabi, Pangeran Prabu selalu menggelar ritual jamasan gong Kiai Pradah. Pusaka dicuci dengan air kembang tujuh rupa. Tradisi itu berlangsung terus sampai kini. Di setiap acara jamasan Bupati Blitar selaku kepala daerah selalu hadir. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut