Cerita Mencekam Tahun 70-an di Jawa, Kepala Bocah Dipakai Tumbal Jembatan

Anak-anak itu lantas digorok lehernya serta dicongkel kedua matanya. Tubuh bocah yang sudah tak berkepala itu kemudian dibuang ke hutan atau jurang yang dalam, dengan posisi tangan terikat.
“Sementara kepalanya ditaruh di dalam karung untuk kemudian diserahkan kepada pihak pertama yang menyewa mereka untuk digunakan sebagai penguat bangunan”.
Kabar yang berkembang, sepasang mata bocah korban penculikan itu dipakai sebagai tumbal penglarisan. Konon yang sering memakai syarat penglaris ini yakni para pedagang es dawet.
Sedangkan kepala bocah korban penculikan selanjutnya ditanam pada bagian pondasi bangunan, ditimbun dan langsung dicor sesuai dengan perhitungan hari pasaran.
Perjanjian tumbal kepala anak-anak itu berlaku selama 100 tahun sejak bangunan itu difungsikan. Apabila masa kontrak habis, diyakini akan terjadi peristiwa kecelakaan di luar nalar.
Di antaranya, saat musim kemarau di mana air sedang dangkal. Tiba-tiba terjadi insiden orang tewas tenggelam. Korban tenggelam sebagian besar anak-anak yang sedang mencari ikan.
Peristiwa yang sepintas tak masuk akal itu diyakini akan terus berkelanjutan. Sejauh apa kebenaran kisah mengerikan yang berkembang pada era 70-90-an itu, wallahualam.
Editor: Ihya Ulumuddin