Cegah Penyebaran Hepatitis A, Pemprov Jatim Pastikan Ketercukupan Air Bersih
SURABAYA, iNews.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) akan mencukupi kebutuhan air bersih di wilayah Kabupaten Pacitan dan sekitarnya. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran virus Hepatitis A yang mewabah di wilayah tersebut.
“Saya sudah komunikasi dengan Dinas Kesehatan tentang kecukupan air bersihnya. Sebab, dari awal, problem Hepatitis A ini karena PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), terutama kaitan dengan air besih,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa seusai Sidang Paripurna DPRD Jatim, Selasa (2/7/2019).
Selain itu, penanganan medis juga dioptimalkan, terutama di seluruh puskesmas. Hal ini meliputi, pengecekan dan pengobatan kepada masyarakat, hingga pemberian obat secara gratis. “Alhamdulilah, sekarang sudah menyusut. Tadinya, virus ini meluas di delapan kecamatan,” kata Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Agar virus tidak menyebar ke daerah lain, distribusi air bersih juga akan diperluas, terutama untuk wilayah rawan kekeringan. Pasalnya pada tahun ini musim kemarau diprediksi berlangsung lama, hingga 60 hari.
“Kami juga mengundang kepada seluruh pelaku bisnis di Kabupaten/kota untuk ikut membantu, menyiapkan air bersih untuk wilayah sekitar,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Kohar Hasi Santoso mengatakan, meski masih banyak penderita, namun peningkatannya mulai melandai. Pada 27 Juni lalu misalnya, jumlah penderita 824 orang, kemudian 29 Juni naik menjadi 924 orang. Ada kenaikan hingga 100 orang. Namun, pada 1 Juli lalu berjumlah 975 orang.
“Artinya peningkatannya mulai melandai. Mudah-mudahan betul di lapangan jumlah orang yang sakit hepatitis A di Pacitan tidak semakin bertambah,” katanya.
Kohar mengaku saat ini pihaknya terus menekan angka penularan hepatitis A, yakni dengan menginstruksikan melakukan penelitian epidemologi. Tak hanya itu, Pemprov Jatimnya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
“Bagaimana cara mereka buang air besar, cuci tangan, air minumnya. Kemudian, bagaimana makanan tidak terkontaminasi dan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.
Dinkes Jatim menargetkan upaya ini akan membuahkan hasil dengan menekan angka penularan hepatitis A dalam waktu dua minggu bisa turun. Kohar pun berusaha maksimal untuk menyembuhkan pasien yang telah tertular.
Diketahui, wabah hepatitis A di Pacitan mulai merebak sejak Ramadan lalu. Penularan diduga terjadi melalui buah-buahan yang diduga terkontaminasi penderita.
“Bulan puasa kita biasa makan yang segar-segar macamnya blewah dan sebagainya. Rupanya ada yang terkontaminasi. Setelah itu menyebar,” katanya.
Editor: Maria Christina