get app
inews
Aa Text
Read Next : Amangkurat I Bangun Istana Megah Kerajaan Mataram, Dikelilingi Danau Buatan

Berjaya di Pulau Jawa, Ibu Kota Kerajaan Mataram Sering Didatangi Saudagar Luar Negeri 

Kamis, 17 Februari 2022 - 06:18:00 WIB
Berjaya di Pulau Jawa, Ibu Kota Kerajaan Mataram Sering Didatangi Saudagar Luar Negeri 
Situs Langlang dan Situs Srigading peninggalan Mpu Sindok Mataram Kuno (Foto: MPI/Avirista Midaada)

MALANG, iNews.id - Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar di Pulau Jawa di masanya. Konon kerajaan yang berlokasi di Jawa Tengah ini memiliki tatanan ibu kota yang ramai. 

Ibu kotanya konon kerap dikunjungi para orang asing dari luar negeri. Mereka turut tinggal berdiam di Mataram. Bahkan orang asing ini membayar pajak yang berbeda, tentunya secara nilai lebih mahal daripada rakyat Mataram saat itu. 

Dikutip dari buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu, kemungkinan besar para orang asing itu para saudagar yang tengah melakukan perdagangan. Kemungkinan besar mereka berasal dari Cina. 

Hal ini dibuktikan dengan adanya berita Cina, yang menyebut struktur bangunan istana Kerajaan Mataram. Dimana istana raja berada di ibu kota kerajaan dikelilingi oleh dinding dari batu bata dan batang kayu. 

Di luar istana, masih dalam satu lingkungan dinding ibu kota, terdapat kediaman para pejabat tinggi kerajaan, termasuk putra mahkota beserta keluarganya. Mereka tinggal di perkampungan khusus, sedangkan para hamba dan budak yang dipekerjakan di istana juga tinggal di sekitarnya.

Sisa-sisa peninggalan permukiman khusus ini sampai sekarang masih bisa ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta. Di luar tembok kota, para rakyat berdiam rakyat yang merupakan kelompok terbesar. 

Kehidupan masyarakat di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani dan mengandalkan sektor agraris. Pasalnya pusat Kerajaan Mataram terletak di pedalaman, bukan di pesisir pantai, maka pertanian merupakan sumber kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. 

Selain bertani, penduduk di desa yang biasanya disebut wanua memelihara ternak, seperti kambing, kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik. Sebagai tenaga kerja, mereka juga berdagang dan menjadi pengerajin.

Dari Prasasti Purworejo diperoleh informasi tentang kegiatan perdagangan. Kegiatan di pasar ini tidak diadakan setiap hari, melainkan bergilir, berdasarkan pada hari pasaran menurut kalender Jawa Kuno. Pada hari Kliwon, pasar diadakan di pusat kota, pada hari Manis atau Legi, pasar diadakan di desa bagian timur. 

Kemudian, pada hari Paking atau Pahing, pasar diadakan di desa sebelah selatan. Pada hari Pon, pasar diadakan di desa sebelah barat. Pada hari Wage, pasar diadakan di desa sebelah utara. Pada hari pasaran ini, desa-desa yang menjadi pusat perdagangan ramai didatangi oleh pembeli dan penjual dari desa-desa lain. 

Mereka datang dengan berbagai cara, baik menggunakan transportasi darat, maupun menelusuri sungai-sungai. Mereka sambil membawa barang dagangan, seperti beras, buah-buahan, dan ternak, untuk dibarter atau ditukar dengan kebutuhan lain.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut