get app
inews
Aa Text
Read Next : Biografi Husein Mutahar: Pencipta Lagu Hari Merdeka dan Bapak Paskibraka Keturunan Rasulullah

Asal Mula Bahasa Walikan Malang, Sandi Khusus Para Pejuang Semasa Agresi Militer Belanda

Minggu, 26 Desember 2021 - 13:32:00 WIB
Asal Mula Bahasa Walikan Malang, Sandi Khusus Para Pejuang Semasa Agresi Militer Belanda
Tentara gerilyawan di Malang gunakan bahasa walikan untuk sandi komunikasi (istimewa)

MALANG, iNews.id – Bahasa Jawa Malang atau biasa disebut Bahasa walikan (Osob Kiwalan) ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Bahasa Jawa walikan khas Malang ini dipakai para pejuang kemerdekaan Indonesia sebagai Bahasa sandi saat melawan agresi militer Belanda I dan II. 

Asal mula Bahasa Walikan Malang itu dijadikan Bahasa sandi karena saat agresi militer Belanda I dan II, para pejuang tidak hanya menghadapi tentara Belanda dengan peralatannya yang canggih kala itu. Namun, juga dari warga pribumi yang jadi teliksandi tentara Belanda atau yang disebut dengan para pengkhianat.

Pemerhati budaya dan sejarah Agung Buana mengatakan, aksi gerilya para pejuang ini biasanya terbongkar oleh informan atau spionase para pribumi, yang bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa Jawa sekalipun. Apalagi sebagai informasi tentara Belanda dan sekutunya juga mengerahkan satuan prajurit KNIL, yang juga ada warga Indonesia yang dipekerjakan oleh Belanda.

"Ketika kita itu agresi militer pertama dan kedua. 1947 dan 1949 itu masa-masa pelik, peliknya ketika Belanda masuk ke Malang lagi ternyata diikuti orang-orang kalau dikatakan pengkhianat, orang-orang Indonesia tapi yang memberikan informasi ke Belanda," papar Agung Buana, ditemui MNC Portal.

Dari sanalah akhirnya para pejuang dari Malang ini memilih menggunakan bahasa walikan Malangan, yang telah ada sejak dahulu yang biasanya digunakan nongkrong warga. 

Hal ini untuk menghindari spionase dan kebocoran informasi oleh para pengkhianat ini. Apalagi para spionase ini kendati warga Jawa dan Indonesia, tak mengerti arti bahasa walikan yang digunakan sehari-hari berkomunikasi warga Malang asli.

"Para spionasenya Belanda, itu kan kegiatan spionase untuk melihat gerak-gerik perlawanan orang Malang itu gimana. Perjalanan pergerakan TRIP bagaimana, pergerakan brigadenya Imam Sujai bagaimana, mereka orang-orang kita yang ditelusupkan untuk masuk informasi itu," ucap pria yang pernah menjabat Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut