8 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Pulau Jawa yang Masih Eksis dan Menarik

6. Angkaan Berkat
Acara ini merupakan tradisi yang digelar setiap satu tahun sekali oleh masyarakat Bawean, Gresik dalam memperingati Maulid Nabi SAW. Berbeda dengan gunungan yang dibuat dalam Grebeg Maulud, di Angkaan Bherkat ini, masyarakat Pulau Bawean akan mengisi ember dengan makanan.
Tidak hanya hasil bumi, ember juga diisi lengkap dengan nasi dan lauk pauk hingga peralatan dapur. Pada penghujung acara Maulid Nabi, setelah pembacaan shalawat dan doa, angkaan atau ember tersebut dibagikan atau di barter ke peserta yang mengikuti rangkaian acara.
7. Tradisi Sekaten
Tradisi peringatan Maulid Nabi ini berasal dari Kota Solo dan sudah ada sejak abad ke-15. Tradisi ini juga berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Wali Songo di Pulau Jawa.
Pelaksanaan tradisi Sekaten di ini biasanya digelar dengan serangkaian acara seperti pasar malam di alun-alun kidul selama sebulan penuh. Salah satu pertanda pagelaran Sekaten dimulai yaitu ketika gamelan yang akan diarak ke masjid sudah dibunyikan.
8. Tradisi Weh-Wehan
Tradisi Weh-wehan atau saling berbagi makanan ini dilakukan oleh masyarakat Kaliwungu, Kabupaten Kendal dan dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang merupakan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini dimeriahkan dengan teng-tengan atau lampu lampion warna warni yang dipajang di setiap rumah warga. Lampu lampion ini sebagai simbol bahwa lahirnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai cahaya yang menerangi dunia, memerangi zaman jahiliah menuju zaman islamiyah atau dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang.
Itulah delapan daftar tradisi perayaan Maulid Nabi di Pulau Jawa yang masih eksis hingga saat ini.
Editor: Ihya Ulumuddin