3 Jalur Alternatif ke Pondok Pesantren Lirboyo, Pilihan Terbaik Hindari Macet Menuju Kawasan Santri Kediri

KEDIRI, iNews.id - Inilah 3 jalur alternatif ke Pondok Pesantren Lirboyo menjadi topik menarik bagi para wali santri, tamu, maupun pengunjung yang ingin berziarah ke pesantren legendaris di Kota Kediri ini. Pondok Pesantren Lirboyo yang berdiri sejak awal abad ke-20 dikenal sebagai salah satu pesantren terbesar di Indonesia, menjadi pusat pendidikan Islam yang melahirkan banyak ulama kharismatik dan tokoh bangsa.
Setiap tahunnya, ribuan santri baru datang dari berbagai daerah di Nusantara, menjadikan lalu lintas menuju kawasan pesantren ini semakin padat, terutama saat tahun ajaran baru atau acara besar keagamaan.
Untuk menghindari kemacetan di jalur utama, penting bagi pengunjung mengetahui rute dan jalur alternatif terbaik menuju kawasan Lirboyo.
Jalur pertama yang direkomendasikan menuju Pondok Pesantren Lirboyo adalah lewat Jalan Lingkar Selatan Kediri. Jalur ini menjadi favorit bagi kendaraan roda empat maupun roda dua yang datang dari arah Tulungagung atau Blitar. Dibandingkan jalur utama lewat pusat kota, rute ini lebih lengang dan memiliki akses langsung ke kawasan barat Kediri, tempat Pondok Lirboyo berada.
Dari arah Tulungagung, pengendara dapat melewati jalur Kediri Selatan menuju pertigaan Jalan Raya Pamenang, kemudian berbelok ke arah barat melalui Jalan Lingkar Selatan. Jalur ini membawa pengendara ke wilayah Ngronggo – Banjarmlati – Lirboyo tanpa harus melewati pusat kemacetan di sekitar Alun-Alun Kediri. Kondisi jalan cukup lebar dengan permukaan aspal yang relatif mulus.
Selain itu, jalur ini juga memiliki beberapa SPBU dan tempat makan sederhana yang cocok untuk istirahat singkat. Bagi yang menggunakan mobil pribadi, rute Lingkar Selatan ini sangat direkomendasikan karena waktu tempuhnya bisa lebih singkat hingga 20–30 menit dibandingkan jalur utama.
Pilihan kedua dalam daftar 3 jalur alternatif ke Pondok Pesantren Lirboyo adalah jalur Ngadiluwih – Mojoroto. Rute ini cocok bagi pengunjung yang datang dari arah selatan, seperti Blitar, Trenggalek, dan sekitarnya. Dari arah Blitar, perjalanan dapat dimulai melalui Jalan Raya Wlingi menuju Ngadiluwih. Setelah melewati pasar dan jembatan besar Ngadiluwih, pengendara dapat mengambil arah ke Barat Mojoroto menuju kawasan Lirboyo.
Keunggulan jalur ini adalah pemandangan pedesaan yang masih asri serta arus lalu lintas yang relatif lancar. Banyak pengendara memilih jalur ini karena suasananya lebih tenang dan memiliki banyak jalan penghubung kecil yang langsung menuju kompleks Lirboyo.
Selain itu, di sepanjang jalur Ngadiluwih terdapat beberapa pondok pesantren cabang Lirboyo serta toko kitab dan perlengkapan santri. Hal ini menjadikan perjalanan terasa lebih bernuansa religius dan dekat dengan atmosfer pesantren.
Meskipun kondisi jalan di beberapa titik agak sempit, namun jalur ini tetap aman untuk dilalui, terutama bagi kendaraan roda dua. Waktu tempuh dari Ngadiluwih ke Lirboyo berkisar antara 25 hingga 35 menit, tergantung kepadatan lalu lintas.
Rute ketiga dalam 3 jalur alternatif ke Pondok Pesantren Lirboyo adalah jalur dari Pare – Kediri Timur – Bawang – Lirboyo. Jalur ini banyak digunakan oleh pengunjung dari arah Surabaya, Jombang, Nganjuk, atau Malang. Jika biasanya kendaraan masuk ke pusat kota melalui Jalan Joyoboyo, jalur alternatif ini memungkinkan pengendara memotong waktu perjalanan dengan keluar melalui arah Bawang dan langsung menuju kawasan barat Kediri.
Dari terminal Pare, pengendara bisa menuju Gurah, lalu belok kanan ke arah Bawang. Setelah itu, cukup ikuti papan petunjuk ke Lirboyo – Mojoroto, dan perjalanan akan sampai di kawasan pondok tanpa harus melewati pusat kota. Jalur ini relatif mulus, memiliki pemandangan sawah yang menyejukkan mata, serta banyak area pemberhentian kecil.
Keunggulan utama jalur Pare–Bawang ini adalah efisiensi waktu dan kenyamanan. Pengemudi tidak perlu melewati simpang lima Kediri yang terkenal padat, terutama saat pagi dan sore hari. Bagi kendaraan besar atau rombongan yang membawa santri baru, rute ini menjadi pilihan paling efektif karena lebih mudah bermanuver.
Editor: Komaruddin Bagja