KEDIRI, iNews.id - Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raden Wijaya menyerang Kekaisaran Mongol. Konon disebutkan, penyerangan itu dilakukan saat pesta.
Dalam buku "Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit" tulisan Slamet Muljana, disebutkan usai Kerajaan Kediri berhasil dikalahkan, Kekaisaran Mongol meminta Raden Wijaya dan Majapahit menepati janjinya.
Ini terjadi setelah sebelumnya Raden Wijaya meminta bantuan tentara Tartar dengan sedikit hasutan untuk balik menyerang Kediri di bawah kepemimpinan Jayakatwang. Tentara Tartar yang menagih untuk menyerahkan dua putri Tumapel sebagai hadiah kepada kaisar Khubilai Khan.
Akhirnya berundinglah beberapa pembesar Majapahit mulai dari Ken Sora, Ranggalawe, Arya Wiraraja, dan Raden Wijaya. Akhirnya disepakati Ken Sora membuat siasat meminta pasukan Tartar yang berjumlah 200 orang dengan senjata lengkap untuk menanggalkan senjatanya. Permintaan itu disebut atas ucapan langsung sang putri Tumapel yang hendak diserahkan.
Langkah ini disebutkan untuk memancing tentara Tartar agar mudah ditaklukkan. Akhirnya tentara Tartar bersedia untuk menanggalkan senjatanya. Akhirnya sang pengawal dari pasukan Mongol masuk ke dalam istana sambil dijamu oleh Majapahit. Di sini mereka diminta untuk tidak membawa sama sekali dengan alasan demi menghormati sang putri Tumapel.
Para pengawal pria Mongol dibawa masuk ke balai panjang untuk dijamu, sedangkan para wanitanya dibawa oleh Arya Wiraraja masuk ke dalam pura. Hanya tamu - tamu pria yang berada di balai panjang dan dijamu untuk makan - makan.
Saat prosesi makan-makan inilah tamu-tamu dari utusan dan pembesar pasukan Tartar diserang oleh pasukan Majapahit. Tanpa adanya senjata membuat tentara Majapahit leluasa menghabisi nyawa para tamu dan utusan dari Mongol ini. Alhasil banyak dari mereka yang tewas terbunuh, sedangkan yang masih hidup terpaksa menjadi tawanan.
Sedangkan tentara Tartar yang tinggal di pertahanan dan di perahu, juga diserang dari luar. Seketika itu tentara Tartar pun kocar-kacir, mereka tidak siap dengan serangan balik ala Kerajaan Majapahit. Kemudian banyak dari tentara Tartar yang melarikan diri ke muara sungai untuk pulang ke negerinya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait