Tradisi punggaha poso warga Malang sambut bulan Ramadan. (Avirista Midaada).

"Jadi tradisi punggahan poso ini tradisi untuk memasuki mempersiapkan menuju bulan puasa Ramadhan, tradisinya sama dengan megengan tapi di sini namanya punggahan poso," ucap Devi ditemui di kawasan Makam Ki Ageng Gribig, Senin petang.

Devi menuturkan, bila pembagian apem pada tradisi Punggahan Poso sebenarnya sudah berlangsung cukup lama di sekitar kawasan Gribig ini. Tetapi sempat vakum beberapa tahun hingga kembali dilanjutkan tiga tahun terakhir.

"Ini tradisi lama yang dilaksanakan orang tua-tua kita dahulu. Sebagai wujud kegembiraan dan rasa senang menyambut bulan Ramadan yang datang," ucapnya.

Kue apem sendiri dipilih karena menyimbolkan permohonan maaf dari kata Bahasa Arab Afwan atau affuwwun, kemudian diserap ke kata Bahasa Jawa menjadi apem. Maka bisa diibaratkan pemberian apem ke orang lain juga sebagai wujud permintaan maaf sebelum datangnya bulan Ramadhan ke orang lain.

"Intinya kita sebelum datangnya bulan Ramadan senang saling meminta maaf, dan kita berharap di bulan suci Ramadan kita bisa memperoleh pahala sebanyak-banyaknya," tuturnya.

Pada Punggahan Poso tahun ini, pihaknya mempersiapkan setidaknya 200 - 250 kue apem yang dibagi-bagikan ke masyarakat sekitar makam dan peziarah. Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2022 lalu yang mencapai 100 buah kue apem.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network