Tradisi punggaha poso warga Malang sambut bulan Ramadan. (Avirista Midaada).

MALANG, iNews.id - Warga sekitar kawasan wisata religi Makam Ki Ageng Gribig menyelenggarakan tradisi punggahan poso menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini ditandai dengan pembuatan kue apem dan membagi-bagikannya ke masyarakat sekitar dan peziarah.

Pembuatan apem yang berbahan dari tepung beras, tape, dan telur ini dilakukan sejak Senin siang (20/3/2023). Pembuatan apem ini melibatkan beberapa ibu-ibu di sekitar Pemakaman Ki Ageng Gribig, tokoh ulama yang menyebarkan agama Islam dari Kerajaan Mataram Islam.

Tampak seorang ibu bernama Halimah yang juga warga sekitar tengah memasak apem di gasebo kawasan Pemakaman Ki Ageng Gribig di Jalan Ki Ageng Gribig, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Dia bergantian dengan ibu-ibu lain sejak pagi, membuat apem dari adonan ke cetakan kue.

Sementara beberapa orang laki-laki membantu merapikan dan menyiapkan makanan berupa nasi dan lauk pauk lain untuk acara tahlilan yang berlangsung seusai salat Maghrib. Beberapa warga laki-laki lain mengangkat apem-apem yang sudah jadi di sebuah balai di dalam kawasan pemakaman yang juga terdapat makam Bupati Malang pertama.

Satu per satu peziarah yang datang ke makam diberi apem. Beberapa peziarah yang keluar dari makam Bupati Malang pertama Raden Tumenggung Notodiningrat I atau Raden Pandji Welaskorokusumo I diberi apem oleh warga yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesarean Gribig.

Ketua Pokdarwis Pesarean Ki Ageng Gribig Devi Nur Hadianto menyatakan, tradisi Punggahan Poso berasal dari bahasa Jawa, dari kata munggah atau menaiki, atau bisa dikatakan menjelang. Sedangkan kata poso merupakan bahasa Jawa yang berarti puasa.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network