Penampakan rumah Rofai di Swan Menganti Mas Regency, Kabupaten Gresik. (ihya' ulumuddin).

Ikhtiar itu ternyata sukses. Rifai berhasil menjual rumahnya di Kupang seharga Rp200 juta. Dia bersyukur, selain telah menempati rumah selama delapan tahun dia masih mendapat kelebihan jual hingga Rp100 juta dari harga semula. 

Namun, tabungan Rp100 juta ternyata tidak cukup untuk membeli rumah di kota sebesar Surabaya dan sekitarnya. Sebab, tahun 2015, rerata harga rumah saat itu berkisar antara Rp350-Rp500 juta. Itu pun lokasinya di kawasan pinggiran kota. 

Mau tidak mau, Rifai dan keluarga harus kembali tinggal di rumah kontrakan. Bersama sang istri dan anak pertamanya dia menyewa rumah di kawasan Sidoarjo dengan harga Rp10 juta per tahun. 

"Tapi saya harus nyiapkan Rp20 juta. Sebab, yang punya rumah minta sewanya dua tahun langsung. Sempat bingung juga. Tapi, bagaimana lagi. Apalagi, istri mau lahiran anak kedua," ujarnya. 

Selama tinggal di kontrakan itulah Rifai terus gerilya mencari rumah dengan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bersubsudi. Lagi-lagi, peruntungan Rifai jatuh ke KPR BTN. Tepat di tahun 2017 dia mendapat kabar dari seorang teman tentang rumah bersubsidi di kawasan Menganti, Kabupaten Gresik. 

Selain uang muka yang bisa diangsur selama setahun. Cicilan selama lima tahun pertama juga relatif ringan karena bunga tidak berubah. Karena itu, dia kembali mantap menjatuhkan pilihan di KPR BTN. 

"Harga rumahnya Rp350 juta, uang mukanya Rp36 juta, tapi boleh diangsur selama setahun. Sedangkan cicilan Rp2,9 juta. Itu tidak berubah selama lima tahun. Setelah itu, naiknya juga tidak tinggi mengikuti bunga bank. Kalau dihitung hanya naik Rp130.000. Kalau KPR lain bisa lebih tinggi," katanya. 

Karenanya saat masyarakat bingung diterpa pandemi, Rifai masih bisa tenang. Itu karena angsuran tidak naik terlalu tinggi. "Tetangga saya juga senang. Apalagi saat itu ada relaksasi juga," ujarnya.  

Alasan itulah yang membuatnya setia memilih KPR BTN. Dia merasa terbantu di tengah keterbatasan pendapatan sebagai PNS rendahan. Apalagi, istrinya juga hanya ibu rumah tangga tanpa penghasilan. "Senangnya lagi, prosesnya juga cepat," katanya. 

Kini Rifai hidup tentram di rumah baru Swan Menganti Mas Regency bersama istri dan dua orang anaknya. Dia berharap kebahagiaan terus menyelimuti keluarga kecilnya, meski tinggal di rumah kecil perantauan.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network