Harapan bahwa pajak dapat dibayar dengan uang tunai, bukan dalam bentuk barang faktanya sering meleset. Ekonomi kaum petani Jawa umumnya berbasis barter. Dengan demikian, inisiatif Raffles tersebut ternyata justru membuat para petani Jawa semakin terjerumus jauh ke dalam cengkeraman para rentenir Tionghoa setempat.
Persoalan paling mencolok terjadi di Kedu, daerah yang pernah menjadi salah satu daerah jabatan Keraton Yogya paling makmur di Jawa bagian tengah. Pada masa setelah 1816 Kedu merupakan perkebunan kopi yang sangat luas. Pada tahun 1827, luas areal tanaman kopi ini sudah meliputi hampir tiga perlima dari seluruh dataran tinggi Kedu.
Tapi perkembangan kebencian para petani penggarap lahan di distrik Kedu, akibat beratnya kerja rodi di perkebunan-perkebunan kopi, berakibat pada luasnya dukungan penduduk lokal kepada Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa. Mereka turut bersama-sama mendukung langkah Pangeran Diponegoro dalam mengobarkan perlawanan ke Belanda.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait