Ia menggambar Diponegoro dengan balutan jubah putih yang berkibar dan mata menyorot tajam. Tangan kanan pangeran Jawa yang sangat dihormati itu tampak menuding ke depan. Sementara tangan kirinya mencengkram kuat kendali kuda. Dalam perjalanannya, lukisan berjudul Pangeran Diponegoro Memimpin Perang itu kemudian digubah dan disempurnakan kembali, dan selesai tahun 1949.
Lukisan yang dianggap salah satu karya penting maestro Basoeki Abdullah itu kemudian menjadi koleksi Presiden Soekarno. Dr Werner Krauss, seorang peneliti Jerman yang mendalami Raden Saleh menyebut lukisan Pangeran Diponegoro Basoeki Abdullah memiliki penggambaran terkuat tentang sosok Diponegoro.
“Terbukti dengan banyaknya monumen yang didirikan berdasarkan lukisan tersebut,” tulis Werner Krauss dalam kitab pameran “Aku Diponegoro- Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa” tahun 2015. Lantas, dari mana Basoeki Abdullah bisa mengenali wajah Diponegoro yang tidak pernah terekam oleh media visual apa pun itu? Basoeki membeberkan pengalaman spiritualnya.
“Saya pernah dipertemukan dengan Diponegoro di Pantai Parangtritis oleh Nyai Roro Kidul. Kami tidak berdialog sama sekali. Saya menunduk saja. Tapi saya sempat curi-curi menatap wajahnya,” tutur Basoeki Abdullah dalam Basoeki Abdullah Sang Anoman Keloyongan.
Pelukis Basoeki Abdullah wafat pada 5 November 1993 setelah menjadi korban kejahatan perampokan. Basoeki ditemukan meninggal dunia di kediamannya Pondok Labu, Jakarta Selatan dengan luka serius di bagian kepala.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait