pengendara melintas di tengah Hutan Jati Peteng di kawasan Tuban yang terkenal angker. (Foto: iNews.id/Pipiet Wibawanto).

Selang sekitar satu jam, Sumaji yang tidur di dalam pos perhutani bercat kuning itu terbangun dan keluar pos. "Saya mendengar teriakan meminta tolong, tapi saya cari tidak ada. Ternyata di ada di atas pohon jati. Akhirnya saya bantu turun. Dia ketakutan, setelah itu melanjutkan perjalanan," katanya. 

Pengalaman lain di kisahkan Sntung, seorang sopir yang biasa melintas di jalur pantura alas jati peteng. Dia berkisah memang jalur pantura Daendels Alas Jati Peteng memang dikenal angker. 
 
Di masa kolonial, terutama di masa pembangunan jalur pantura sepanjang Pulau Jawa yang di inisiasi oleh Daendels itu banyak memakan korban jiwa rakyat pribumi, akibat kerja paksa saat pembangunan jalan. Ribuan nyawa mati sia-sia dalam proyek pembangunan jalan multinasional itu dan mayatnya dibuang begitu saja di tengah hutan. 

Di perempatan Alas Jati Peteng ini sering terjadi kecelakaan. (Foto: iNews.id/Pipiet Wibawanto).


 
Delain itu pada masa pemberontakan PKI tahun 1965, pascameletusnya G30 S PKI, banyak terjadi pembunuhan simpatisan PKI. Lokasi pembantaian simpatisan PKI berada di tengah Alas Jati Peteng tersebut. "Jadi alas ini memang dulu tempat pembuangan mayat. Di jaman PKI banyak pembunuhan yang mayatnya juga dibuang di situ," katanya. 
 
Menurut Arif, warga setempat, di jembatan Kalibele atau kawasan Alas Jati Peteng paling barat memang ada sesosok ular yang sangat besar sekali. Di jembatan tersebut pada suatu waktu ular itu akan mengganggu pengguna jalan dengan menampakkan ekornya. 
 
Saat pengguna jalur pantura dari arah timur ke barat ular tersebut akan menampakan ekornya ke kiri dan jalan seolah olah berbelok ke kiri. Karena itu, Arif mengajak kepada pengguna jalan agar berdoa kepada tuhan agar selamat di perjalanan, terutama saat melintas di Alas Jati Peteng. 
 
"Saya lihat tadi di jembatan Kalibele ada sesosok ular yang sangat besar sekali. Di sini juga ada pasar dan warung gaib. Sewaktu-waktu eksistensinya ditunjukkan kepada manusia, ternyata warung itu nggak ada. Semoga ke depan nggak ada lagi kecelakaan," ujarnya. 

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Tuban AKP Arum Inabala mengatakan, penyebab kecelakaan ada empat faktor, yakni faktor pengemudi, jalan, kendaraan dan faktor alam. "Itu kenapa pengendara harus memiliki SIM. Sebab, pada waktu tes pengurusan SIM akan terlihat psikologi pengendara motor saat berkendara di jalan raya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network