Namun diakuinya tiga versi ini belum ada yang bisa membuktikan sejarahnya. Bahkan penelitian ilmiah pun belum pernah didengarnya, hanya ada beberapa paranormal dan pakar supranatural, yang mencoba mencari tahu dari sisi metafisika, terkait Mbah Ginah yang dimakamkan di kawasan Balai Kota Malang, serta asal usulnya.
"Saya belum pernah dengar secara resmi penelitian, tapi ada juga paranormal yang sering datang, dan melakukan proses komunikasi, tapi nggak mau cerita detail seperti apa, tapi dari hasil penelusuran metafisika dipastikan perempuan. Hanya sekedar mencari fakta berdasarkan metafisika, berdasarkan kajian kita, sebenarnya nggak pernah," tuturnya.
Hal ini pun yang memunculkan mitos angkernya keberadaan makam Mbah Ginah, dan sosok penunggu Taman Rekreasi Kota (Tarekot), serta kawasan belakang balai kota. Maka tak heran beberapa kali renovasi di Tarekot, bahkan terakhir kali pembangunan gedung perkantoran megah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Malang pada akhir 2019, makam itu sengaja dibiarkan dan tak dipindahkan.
Konon dari komunikasi tak kasat mata, ada dampak yang buruk kepada orang yang memerintahkan memindahkan makam Mbah Ginah.
"Sangat bisa kalau (makamnya) mau dipindahkan, tapi kawasan Tarekot ini kawasan yang tanda petik punya aura tersendiri, sehingga segala sesuatu itu harus dipertimbangkan. Memindahkan hal kayak gitu tidak sulit, cuma kita juga punya harmonisasi dengan penciptanya," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait