Makam Mbah Ginah berada di kompleks Balai Kota Malang. (Foto: iNews.id/Avirista Midaada).

Berikutnya pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang ini menerangkan, versi kedua sosok Mbah Ginah ini sebagai pemulung yang ada biasanya beroperasi di sekitar balai kota dahulu. Konon dahulu belakang balai kota sempat tak terurus dan menjadi tempat pembuangan sampah, hingga ke dekat Sungai Brantas.

"Suatu saat pemulung ini terperosok jatuh dan meninggal. Oleh teman-teman yang lain akhirnya dimakamkan di sekitar sini," tuturnya. 

Selanjutnya, sosok Mbah Ginah dikisahkan masih terkait dengan makam yang berada di tepi Jalan Majapahit, tepatnya di Utara Jembatan Majapahit. Saat itu di zaman penjajahan Belanda terdapat sepasang laki-laki dan perempuan yang mempunyai hubungan istimewa.

Konon sang lelaki yang menjalin hubungan spesial dengan Mbah Ginah, kerap meminta informasi yang menjadi orang dalam di Balai Kota Malang, yang dikuasai Belanda. Namun tak berselang lama, sang laki-laki tertangkap oleh Belanda dan dihukum mati. 

Begitu pun dengan Mbah Ginah, namun sang laki-laki itu akhirnya dimakamkan di luar kawasan pemerintahan, sementara Mbah Ginah yang dianggap berjasa ditempatkan di dalam kawasan Balai Kota Malang.

"Yang laki-laki nggak tahu namanya siapa, tapi karena Mbah Ginah orang yang berada di balai kota, dan berjasa di lingkungan balai kota dan sekitarnya, maka dia dimakamkan di sini, dan yang laki-laki dianggap orang luar dimakamkan di luar balai kota," ucapnya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network