Selain trauma pada psikisnya, Kevia juga mengaku sempat kesulitan menggerakkan pergelangan tangan kanannya. Karenanya, keluaga membawanya ke sebuah klinik ortopedi di Kota Malang.
"Mau terapi di klinik, ini tangannya susah digerakkan. Mungkin karena keinjak-injak waktu itu," tuturnya.
Mata Kevia pun juga masih merah dan kaki kirinya masih terbalut perban akibat luka berdesak-desakan di pintu 13 Stadion Kanjuruhan Malang. Efek gas air mata juga masih ia rasakan di kulitnya, khususnya di bagian bawah mata.
"Kalau (efek) gas (air mata) lebih di kulit iritasi. (kondisi mata) Normal biasa pandangannya. Saya dikasih obat tetes sama minum untuk nyerinya. Sudah semakin membaik. Kalau warna merahnya mungkin butuh waktu," tuturnya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait