Tiga mahasiswa UB menunjukkan pupuk dari hasil olahan limbah makanan dan peternakan, Rabu (15/9/2021). (Foto: Okezone/Avirista Midaada).

Informasi yang dihimpun, inovasi tersebut dilatarbelakangi banyaknya limbah makanan dan peternakan yang semakin menumpuk di tempat pembuangan akhir. Limbah tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal, seperti cangkang telur, kulit pisang, dan bio-slurry.

Menurut data BPS, produksi cangkang telur di Indonesia mencapai 4.753.382 ton dan produksi kulit pisang di Indonesia mencapai 4.368.394 ton. Sedangkan bio-slurry merupakan limbah sisa pengolahan biogas yang jarang dimanfaatkan dan hanya menumpuk di dalam septic tank.

Padahal limbah-limbah organik tersebut memiliki manfaat dan potensi dijadikan pupuk yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Dari sanalah akhirnya ketiga mahasiswa FP UB yakni Abdillah Amirul Saleh, Alya Shofiya, dan Erik Wahyuni menciptakan pupuk bio-organik.

Alya menambahkan, penggunaan cangkang telur dapat sebagai sumber kalsum (Ca) dan magnesium (Mg) yang tinggi, kulit pisang dapat sebagai sumber Kalium (K), dan bio-slurry sebagai sumber Nitrogen (N), fosfor (P), dan Kalium (K). 
"Selain itu, BIOSCAP juga mengandung mikroorganisme menguntungkan yaitu Bacillus sp., Pseudomonas sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp., dan Aspergillus niger yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produktivitas pertumbuhan," katanya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network