Erwin mengatakan, aplikasi peta tunanetra diinstal di sebuah tablet berukuran 10 inch, untuk emudian menjadi alat fasilitas pengenalan wilayah di kawasan Universitas Brawijaya. Hadirnya aplikasi ini, memudahkan para mahasiswa maupun pengunjung tunanetra yang berada di wilayah universitas tersebut.
"Aplikasi peta tunanetra UBblindmap ini dibuat melalui aplikasi Unity dan Blender yang biasa digunakan untuk 3D modelling membuat sebuah game. Map dibuat berupa 3D juga untuk tunanetra yang low blind. Tunanetra ini kan ada kategori dari low vision sampai totally blind. Jadi mereka semua bisa menggunakannya dan sudah diatur warna kecerahan bagi tunanetra kategori low blind," katanya.
Saat ini dia tengah mengajukan proses ke HAKI dan IOS untuk bisa mengunduh aplikasi ini. Adanya aplikasi peta tunanetra UBblindmap ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas tunanetra dan juga sebagai fasilitas wajib di institusi kampus, sehingga kampus-kampus di Indonesia juga semakin ramah pada penyandang tunanetra.
"Semoga semakin banyak penemuan anak bangsa dalam membantu mengatasi masalah sehari-hari," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait