Pada 2011, anak-anaknya sudah selesai kuliah. Ternyata tanah yang dia miliki tidak sampai terjual untuk biaya sekolah anak-anaknya, sehingga dia bisa menjualnya untuk daftar haji.
"Tanah sudah terjual, tetapi karena uang yang diperoleh masih belum cukup untuk bisa daftar haji berdua dengan istri saya, maka kami juga meminjam dana talangan haji untuk menutup kekurangan, " katanya.
Mbah Soleh ternyata bukan tuna netra sejak lahir. Kondisi itu baru terjadi pada 1977 atau 46 tahun silam, saat dirinya ingin mengetahui apa baterai yang dia punya masih berfungsi dengan baik.
"Saya coba dengan menempelkan bola lampu, mungkin ada kabelnya yang salah, tiba-tiba meledak kena dua mata saya. Kedua mata saya rusak parah hingga sampai saat ini saya tidak bisa melihat lagi, " katanya.
Setelah mendapat musibah mata tak bisa melihat, Mbah Soleh yang sebelumnya bekerja sebagai petani tidak bisa bekerja lagi. Sang istri, Mbah Putinah mau tidak mau menjadi tulang punggung untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarga.
"Saya bekerja serabutan seadanya mulai dari bertani hingga buruh pabrik tebu. Pokok ada pekerjaan halal saya mau yang penting dapat uang untuk biaya kebutuhan, " katanya mengenang masa sulit.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait