Gate 13 Stadion Kanjuruhan, saksi pilu tragedi Kanjuruhan. (Foto: MPI/Avirista Midaada).

MALANG, iNews.id - Suasana di gate 13 Stadion Kanjuruhan mencekam saat tragedi terjadi. Ratusan suporter saling tindih, lemas, lalu tak bergerak. 

Pemandangan itu diketahui Aremania asal Dau, Kota Batu, Eko. Dia melihat dari lubang pintu stadion dan mendengar teriakan meminta tolong, namun tak berdaya. 

Eko menjelaskan, saat itu ia memang tak memasuki Stadion Kanjuruhan Malang, kendati memiliki tiket. Dia memilih untuk minum kopi di dekat pintu 10 Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan teman-temannya sesama Aremania dari Dau, Kabupaten Malang.

Pengakuannya saat berada di luar itu sudah banyak sekali aparat keamanan yang berjaga. Penjagaan kian ketat ketika menjelang akhir pertandingan. Namun sesaat setelah pertandingan berakhir kira-kira berjarak 10-20 menit terdengar suara gedoran orang-orang di pintu 10, meminta tolong dibukakan pintu yang tertutup rapat.

"Saya pertama kali ada perempuan pingsan ditolong, satu dua terus bertambah. Ikut evakuasi, saya kepikiran saudara-saudara di gate 13, 14, 17. Cuma yang terbuka ada di gate 14. Tiba di gate 13 saya rasa semacam kuburan massal," ucapnya. 

Di situ terdengar banyak suara minta tolong dan ketika ia mengintip ke dalam gerbang 13, ratusan orang terlihat berdesakan. Bahkan banyak di dalamnya anak-anak dan para perempuan. 

Naluri Eko pun bergerak, ia mencoba mencari pertolongan dengan meminta tolong ke aparat kepolisian yang bertugas di dekatnya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network