Perajin tempe di Mojokerto terpaksa mengurangi ukuran menyiasati harga kedelai yang tinggi. (Sholahudin).

MOJOKERTO, iNews.id - Kenaikan harga kedelai sejak dua minggu terakhir membuat para perajin tempe di Mojokerto kelimpungan. Mereka bahkan terpaksa mengurangi adonan dan ukuran tempe agar tetap bisa berproduksi dan tidak merugi. 

Cara ini dilakukan salah seorang perajin tempe di Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Abdul Hadi. Dia mengaku terpaksa harus memutar otak karena harga kedelai terus merangkak naik hingga menembus angka Rp12.000 per kilogram. 

Hadi mengatakan, semula harga kedelai hanya Rp10.000 per kilogram. Namun, sejak dua minggu lalu, harga naik menjadi Rp12.000 per kilogram. "Akhirnya terpaksa adonannya dikurang," katanya. 

Hadi menyebutkan, untuk tempe ukuran panjang dan lebar biasanya dibuat dengan delapan centong ke cetakan. Namun, setelah harga kedelai naik, jumlahnya dikurangi menjadi tujuh centong.

Sedangkan untuk ukuran lonjong, dikurangi menjadi empat centong dari sebelumnya lima centong. Selain mengurangi adonan, ukuran tempe juga diperkecil untuk menyeimbangkan ongkos produksi.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network