“Wah ini bagus Djon!,” kata Chairil Anwar.
“Itu jeng Mia dapat dari loakan”.
“Wah,wah! Perempuan yang tahu menyelamatkan Andre Gide dari loakan, seorang istri ideal Djon!,” kata Chairil Anwar bersemangat.
Di mata teman-temanya sesama seniman, Chairil Anwar dikenal sebagai penyair yang selalu gelisah dan liar. Dia tidak pernah menetap di satu tempat dengan lama. Hidupnya bohemian, mondar-mandir dan selalu berpindah-pindah.
Usai membolak-balik buku Andre Gide, Chairil lantas meninggalkan tempat Sudjojono tanpa berkata apa-apa. Beberapa waktu kemudian Chairil Anwar datang lagi dengan satu tube besar cat zinkwit. Dia enggan bercerita dari mana zinkwit didapatnya, yang ketika itu cat minyak sulit dicari.
Chairil langsung menyiapkan diri sebagai model lukisan. Dia siap dilukis dengan gaya potret diri. Di kanvas yang tersedia, Sudjojono mulai bekerja. Dia menggoreskan kuasnya, membuat lukisan sosok Chairil Anwar. Setelah beberapa kali berpose, Chairil pergi begitu saja dan tak pernah muncul lagi.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait