Pertapa itu mengaku sudah melakukan latihan selama dua belas tahun dan belum berhasil. Jawaban itu membuat Sunan Ampel kaget. Dua belas tahun bukan waktu yang singkat. "Lalu, kenapa Kisanak masih mencoba lagi hal yang tidak mungkin ini?,” tanya Sunan Ampel penasaran.
Pertapa itu merasa terganggu. Dia terusik dengan pertanyaan-pertanyaan Sunan Ampel. "Itu bukan urusanmu pak tua!," katanya dengan jengkel.
Pertapa itu mengatakan dulu, dirinya sama sekali tidak bisa berjalan di atas air. Setelah keras berlatih selama dua belas tahun, dia bisa menyeberangi sungai separuhnya.
"Jadi siapa bilang latihan saya ini tidak berguna," katanya lagi. Lagi-lagi Sunan Ampel tidak menanggapi kejengkelan itu dengan sikap senada. Dia tetap memperlihatkan sikap keramahan.
"Kalau begitu , berarti Kisanak masih memerlukan dua belas tahun lagi untuk sampai ke seberang sungai sana?,” kata Sunan Ampel. Mendengar pertanyaan itu, telinga pertapa baruh baya itu seketika memerah. Dengan suara tinggi dia meminta Sunan Ampel tidak mencampuri urusannya.
Bahkan dia mengusir Sunan Ampel dari pinggir sungai. "Pergi sana kau orang tua, dan jangan pernah menganggu saya lagi. Urus saja urusan Kisanak sendiri. Saya akan melanjutkan latihan ilmu meringankan tubuh saya," kata si pertapa dengan membentak.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait