Sejumlah petugas melakukan pemakaman jenazah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Kota Surabaya, Kamis (15/4/2021). (Foto: Antara/Humas Pemkot Surabaya)

SURABAYA, iNews.id - Ragam cerita datang dari petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Cerita salah satunya datang dari seorang petugas perempuan bernama Ari Triastutik yang mengaku bekerja tanpa batas waktu.

Ari Astutik adalah salah satu petugas pemakaman jenazah Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya. Di tempat itu, Pemerintah Kota Surabaya menyemayamkan jenazah pasien Covid-19.

Sejak pandemi, Pemkot Surabaya menyiapkan lahan khusus untuk lokasi pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Keputih Surabaya. Di lokasi itu, pemakaman jenazah berjalan sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan.

Petugas diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD), mulai pengantaran hingga proses pemakaman selesai. Para petugas ini merupakan gabungan dari beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya yang terdiri dari jajaran Dinas Sosial (Dinsos), Petugas Pemakaman Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) hingga tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya.

Minggu sore itu, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Namun, suara Ari Triastutik masih terdengar begitu semangat di ujung telepon.

"Sebentar ya pak, ini ada telepon dari rumah sakit, biasanya mau ada jenazah untuk dimakamkan," kata Ari yang langsung menutup teleponnya.

Beberapa jam kemudian, wanita paruh baya ini telepon balik dan menjelaskan bahwa ada jenazah yang baru selesai dimakamkan. Dia bersama timnya setiap hari biasa memakamkan puluhan jenazah di TPU Keputih. Bahkan, dia mengaku bekerja di pemakaman itu seakan tanpa mengenal batas waktu.

"Normalnya saya bekerja 12 jam. Tapi meskipun malam sudah pulang ke rumah, pihak rumah sakit dan teman-teman biasanya menghubungi saya, jadinya, ya, lebih dari 24 jam, sudah tidak mengenal waktu kalau seperti ini," kata Ari.

Sebagai seorang istri di rumah, dia juga memasak untuk anak dan suaminya. Meskipun memasak, ponselnya selalu dibawa, karena sewaktu-waktu ada telepon dari pihak rumah sakit dan teman-temannya bisa langsung diangkat.

"Bahkan, pernah waktu saya mandi ada telepon, ya mau bagaimana lagi, itu tugas saya," ujarnya.

Awalnya, lanjut dia, saat awal-awal bertugas di pemakaman, Ari merasakan takut karena Covid-19 ini gampang menularnya. Bahkan, setiap kali mau berangkat kerja, dia mengaku masih ada kekhawatiran untuk memakamkan pasien Covid-19 ini.

Namun dia kembali sadar bahwa semua itu sudah menjadi tugasnya. Tapi mungkin itu manusiawi ada rasa takutnya, ada rasa khawatir tertular dan sebagainya, tapi akhirnya Ari tetap berangkat dan terus bertugas hingga saat ini.

Oleh karena itu, dia hanya bisa memohon kepada Allah SWT semoga selalu diberikan kesehatan, sembari terus menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan mengkonsumsi vitamin. Bahkan, di sepertiga malam, dia membiasakan ibadah shalat malam dan memohon kesehatan kepada Allah.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network