Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Abshar Abdalla (kanan) di acara halaqah ulama nasional di Lamongan. (Abdul Hakim).

Halaqah kitab kuning waktu itu, lanjut Gus Ulil, mengungkapkan bahwa hal tersebut mempunyai dampak  luar biasa, yaitu berhasil mendorong para kiai untuk membaca kembali kitab kuning dengan cara pandang yang  baru.

“Halaqah ini diadakan selama beberapa serial dan hasilnya sangat historis dan monumental adalah munculnya perumusan baru metode istinbat di lingkungan NU yang dirumuskan dalam Munas Lampung tahun 1992, Munas Lampung itu Munas yang bersejarah, itu adalah peristiwa penting untuk para kiai, terutama kia yang aktif di bahtsul masail,” tutur Gus Ulil.

Pada Munas Lampung, jelas Gus Ulil, diputuskan bahwa corak bermazhab dalam lingkungan NU berubah secara signifikan, tidak hanya bermadzhab secara qauli tetapi juga secara mazhabi.

“Dalam rumusan keputusan Munas Lampung ini adalah ketika saya baca konsiderannya (latar belakang) itu ada keluhan. Pada saat itu ada keluhan setiap bahtsul masail itu seringkali berujung pada mauquf/tawaquf, tidak berhasil membuat keputusan, kalau kiai tidak berhasil memutuskan hukum dalam bahtsul masail ini bahaya, bahkan di situ dikatakan sama dengan lari dalam masalah,” katanya. 

Saat itu, lanjut Gus Ulil, banyak kiai yang tidak berani melakukan terobosan dalam memutuskan hukum saking tawadhunya kiai. Tidak berani merumuskan hukum untuk menjawab masalah baru.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network