Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Abshar Abdalla (kanan) di acara halaqah ulama nasional di Lamongan. (Abdul Hakim).

LAMONGAN, iNews.id - Halaqah Ulama Nasional di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, menghadirkan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) H Ulil Abshar Abdalla sebagai keynote speaker. Pada kesempatan itu, Ulil menceritakan tentang awal munculnya istilah halaqah di kalangan NU. 

Ulil menyampaikan, salah satu momentum penting di dalam sejarah Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) dan sejarah kitab kuning di lingkungan NU yakni ketika Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU untuk kedua kalinya. 

“Hasil muktamar NU ke 28 di Krapyak tahun 1989, setelah Gus Dur terpilih Ketua Umum PBNU kedua beliau menggagas suatu ide yang pengaruhnya bisa kita rasakan sampai sekarang ini. Gagasan itu adalah mengadakan halaqah,” kata Gus Ulil sapaan akrabnya.

Adapun tema pada Halaqah Ulama Nasional di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur itu yakni Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning kerjasama antara RMI-PBNU dengan Kemenag. 

Kemudian, Gus Ulil menceritakan, waktu itu diadakan halaqah yang disebut rekontekstualisasi kitab kuning. Di mana ada tiga orang yang diberikan tugas untuk mengawasi dan menyelenggarakan halaqah, salah satu tokoh pentingnya yakni KH Masdar Farid Mas'udi.

“Beliau punya kontribusi besar di dalam diskusi-diskusi rekontekstualisasi kita kuning, beliau yang diberikan tugas oleh Gus Dur untuk menyelenggarakan halaqah-halaqah itu. Halaqah rekontekstualisasi kitab kuning ini ketika itu diadakan di pondok pesantren seluruh Jawa. salah satu kiai yang terlibat aktif dalam halaqah ini adalah KH Sahal Mahfudz dan KH Mustofa Bisri,” katanya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network