Ribuan Aremania menggelar doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan, Selasa (4/10/2022) malam. (Foto: iNews.id/Deni Irwansyah).

"Kami sempat keluar menit 85. Waktu itu pintu masih terbuka. Kemudian ada letusan gas air mata, ada jeritan, kami masuk kembali. Kemudian kacau, evakuasi, beruaha keluar, pintu digembok, hitam segini. Akhirnya saya putuskan untuk menjebol tembok, saya yang njebol tembok itu mas, dibantu beberapa teman," kata Dinda bersama beberapa Aremania lainnya. 

Meskipun akhirnya berhasil selamat, tiga teman mereka meninggal dunia, termasuk dalam 125 korban jiwa tragedi Kanjuruhan. 

Dinda juga mengatakan, saat itu Aremania Curva Sud tidak mengetahui kekacauan di luar stadion. Karena mereka saat itu fokus menolong korban. Bahkan, untuk membuat dokumen foto atau video juga tidak sempat. Mereka baru tahu tragedi Kanjurihan setelah ratusan jenazah dievakuasi. 

Karena itu dia membantah pernyataan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers, Selasa (4/10/2022) sore di Polres Malang. Pada keterangan itu, Dedi menyebut bahwa tidak ada pintu terkunci, terbuka namun sempit. 

Kini, Aremania hanya berharap tragedi Kanjuruhan diusut tuntas, sampai ada pihak yang bertanggung jawab. Mereka berharap liga dihentikan, sampai ada aturan sistem sepak bola yang benar dan aman. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network