SURABAYA, iNews.id – Tiga jenazah terduga teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Santa Maria dan Pantaekosta Surabaya, Jawa Timur hingga kini belum diambil keluarganya.
Polda Jawa Timur memberikan batas waktu selama tiga hari bagi keluarga terduga teroris tersebut untuk mengambil jenazah. Jika tidak diambil, ketiga jenazah terduga teroris itu akan dimakamkan di tempat pemakaman umum.
Ketiga jenazah terduga teroris yang belum diambil keluarganya, yakni jenazah Dita Oepriarto (47) dan dua anaknya, Yusuf Fadhil (18) dan Firman Halim (16). Mereka merupakan warga Wisma Indah Blok K 22 Wonorejo, Surabaya.
Ketiga jenazah tersebut saat ini masih tersimpan di lemari es kontainer yang berada di area ruang forensik Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jawa Timur. Sementara peti mati yang telah dipersiapkan masih tersimpan di luar kamar jenazah RS Bhayangkara.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, ketiga jenazah tersebut sudah diidentifikasi dengan cara tes DNA karena tubuh ketiga jenazah hancur dan sulit dikenali. “Jalan satu-satunya adalah tes DNA. Beberapa waktu lalu keluarga sempat mendatangi ruang jenazah, namun hingga saat ini keluarga tidak ada yang mengambilnya,” katanya, Selasa (22/5/2018).
Kapolda mengimbau kepada keluarga terduga teroris itu untuk segera mengambil jenazahnya. Jika tidak ketiga jenazah terduga teroris itu akan dimakamkan di tempat pemakaman umum. “Kami juga meminta kepada masyarakat untuk tidak takut dengan teroris karena kita harus melawan,” tandasnya.
Seperti diketahui, Minggu (13/5/2018) lalu, aksi bom bunuh diri terjadi di tiga gereja ini secara berurutan. Masing-masing Gereka Santa Maria Tak Bercela, Gereja Pantekosta Arjuno serta GKI Diponegoro. Serangan bom bunuh diri ini dilakukan oleh satu anggota keluarga, anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Editor : Kastolani Marzuki
polda jatim teror bom kapolda jenazah terduga teroris rs bhayangkara surabaya irjen pol machfud arifin
Artikel Terkait