Data itu kemudian dihubungkan pada komputer untuk mendeteksi sampah plastik dan logam berat yang terkandung di dalam perairan. Secara bersamaan, saat LCD menampilkan data kondisi perairan laut, terdapat alarm otomatis yang akan berbunyi dan menyala sesuai tingkatannya.
“Hijau untuk normal, kuning untuk waspada, dan merah untuk bahaya,” kata mahasiswa Akuakultur angkatan 2017 ini.
Warna lampu hijau, kuning, dan merah, katanya, memiliki batas toleransi atau ambang batas di dalam perairan. Jadi, alarm akan berbunyi setiap 30 hari sekali guna memonitoring kondisi perairan laut.
Pencemaran laut masih saja terjadi di berbagai kawasan di Indonesia. Sampah plastik yang menumpuk menurunkan minat wisatawan pergi ke pantai. Penumpukan sampah dan logam berat di kawasan pantai mengakibatkan penurunan kualitas biota laut.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait