Viral Pria Madura Nikahi 2 Perempuan Cantik, Ternyata Salah Satu Istri Pertamanya

BANGKALAN, iNews.id - Warga Kabupaten Bangkalan, Madura, Provinsi Jawa Timur (Jatim), tengah dihebohkan dengan video viral pesta pernikahan di media sosial. Seorang laki-laki menikahi dua perempuan sekaligus.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @undercover.id terlihat jelas seorang laki-laki yang dikabarkan adalah warga Kabupaten Bangkalan tengah menggandeng dua perempuan cantik yang sudah sah menjadi istrinya. Hingga kini video itu telah ditonton lebih dari 116.000 kali.
Laki-laki bernama Ra Karror itu tampak gagah menggunakan jas berwarna hitam melapisi kemeja putih, lengkap dengan untaian kalung bunga melati serta peci hitam dan kain sarung. Sementara di sisi kanan dan kirinya, terlihat dua istrinya yang tampil cantik dengan balutan gaun pengantin serta kerudung putih sembari memegang bunga.
"Pria Bangkalan menikahi 2 perempuan cantik. Dari penelusuran diperoleh keterangan bahwa pernikahan kedua Ra Karror merupakan inisiatif sendiri dari istri pertama, Neng Aan," tulis akun Instagram @undercover.id dikutip pada Senin (30/11/2020).
Dijelaskan, pesta pernikahan Ra Karror yang baru-baru ini viral itu ternyata bukanlah pernikahan dengan dua perempuan sekaligus, namun pernikahannya yang kedua kali. Dalam pesta tersebut, Ra Karror sengaja mengikutsertakan istri pertamanya.
Ra Karror menikah lagi ditemani istri pertamanya, Neng Aan. Dikabarkan bahwa pernikahan kedua Ra Karror merupakan inisiatif sendiri Neng Aan. Perempuan itu sengaja meminta suaminya menikah kembali dengan alasan pernikahan mereka belum menghasilkan keturunan.
"Demi melanjutkan estafet generasi penerus pondok pesantren yang diasuh Ra Karror, Neng Aan menyarankan sang suami untuk menikah lagi," tulis @undercover.id.
Ra Karror merupakan pengasuh salah satu pondok pesantren di Madura. Dalam pencarian calon istri keduanya, Ra Karror akhirnya menemukan sosok Nyai Hj Faroh yang kini menjadi istri mudanya. Nyai Hj Faroh merupakan putri Nyai Marok, salah satu pengasuh pondok pesantren di Bangkalan.
Editor: Maria Christina