Ungkap Fakta, Unair Autopsi Paus yang Mati di Pesisir Bangkalan
SURABAYA, iNews.id - Tim medik Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) melakukan autopsi terhadap tiga ekor paus pilot yang mati terdampar di Pantai Modung, Bangkalan. Upaya ini dilakukan untuk mencari tahu penyebab kematian ikan raksasa tersebut.
Ketua lapangan tim FKH Unair, Bilqisthi menuturkan, total terdapat 52 paus yang terdampar . Ketika pertama kali ditemukan oleh nelayan, 49 paus telah mati, dan tiga di antaranya hidup.
Namun, dari tiga yang hidup tersebut, dua di antaranya mati ketika berupaya diselamatkan, sehingga hanya tersisa satu yang hidup dan berhasil dikembalikan ke laut. " Jenis paus yang terdampar tersebut adalah paus short fin pilot whale (paus pilot sirip pendek)," katanya, Minggu (21/2/2021).
Dia melanjutkan, ketika pertama kali sampai di lokasi, tim dibagi menjadi dua yaitu tim antemortem dan postmortem.
Tim antemortem berfokus pada paus yang masih hidup, yaitu melakukan penyelamatan dan pemantauan kesehatan terhadap paus yang masih hidup. Sementara tim postmortem berfokus pada paus yang sudah mati dengan melakukan identifikasi jenis kelamin, ukuran, dan usia.
Setelah melakukan identifikasi, kemudian dilakukan seleksi untuk memilih paus yang paling dominan untuk dijadikan sebagai bahan otopsi. Tidak semua paus dapat diidentifikasi karena disebabkan oleh arus laut yang cukup kencang dan ketinggian air.
Dari 49 paus yang mati, 34 paus dapat diidentifikasi oleh tim FKM. Sementara tiga dari paus yang dapat teridentifikasi tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan otopsi . "Tiga paus yang diotopsi, dua di antaranya jantan dan satu lainnya adalah betina," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin