Tragedi Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi Bencana dengan Korban Jiwa Terbanyak Tahun 2025

SIDOARJO, iNews.id – Tragedi ambruknya gedung musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tercatat sebagai bencana dengan korban jiwa terbanyak di Indonesia sepanjang tahun 2025. Hingga Senin (6/10/2025) pukul 03.34 WIB, sebanyak 54 jenazah berhasil ditemukan, termasuk 5 bagian tubuh dan 13 korban lainnya masih dalam pencarian.
Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Budi Irawan mengungkapkan, hingga Senin dini hari, tim berhasil mengevakuasi tujuh jenazah tambahan. Dia menargetkan seluruh korban Ponpes Al Khoziny ambruk tersebut dapat ditemukan hari ini.
“Bahwa sejak tadi malam ditemukan lagi 7 jenazah, praktis yang akan kita cari itu tinggal 13 korban, ini pun menurut catatan foto-foto yang diberikan oleh pihak pondok pesantren,” ujar Budi Irawan dalam konferensi pers, Senin (6/10/2025).
Budi menegaskan, operasi evakuasi akan dikebut hingga seluruh korban ditemukan. Tim gabungan dari Basarnas, BNPB, TNI, Polri, BPBD Jatim, dan relawan bekerja tanpa henti selama 24 jam.
“Target kita pada hari ini bisa selesai. Hari ini hitungannya sampai jam 00.00 WIB. Jadi target saya semuanya sudah rata, jadi besok kita tinggal evaluasi. Mudah-mudahan kita dapat temukan jenazah yang tersisa,” katanya.
Dalam keterangannya, Budi Irawan menegaskan bahwa jumlah korban dalam insiden Ponpes Al Khoziny melampaui seluruh bencana alam dan non-alam yang terjadi di Indonesia tahun ini, termasuk banjir bandang dan gempa bumi di Poso.
“Bahwa korban inilah, korban yang terbesar di tahun ini dari satu bangunan. Dari bencana-bencana alam maupun non-alam yang terjadi di tahun 2025 itu tidak ada korban yang meninggal sebanyak yang ada di Sidoarjo,” ucapnya.
Tragedi ini menjadi pukulan berat bagi dunia pendidikan Islam dan penanganan bencana di Indonesia, mengingat sebagian besar korban merupakan santri muda yang tengah beribadah saat musala ambruk pada Senin (29/9/2025) sore.
Editor: Donald Karouw