Tingkatan Kitab Nahwu agar Mahir Bahasa Arab untuk Pemula hingga Tingkat Tinggi
Tingkatan kitab nahwu pertama yakni Kitab Al-Awamil. Kitab nahwu ini lazim dipelajari santri tingkatan awal atau di madrasah diniyah awaliyah (MDA). Kitab Awamil ini merupakan kitab tatabahasa Arab terkenal dari kitab-kitab kuning yang digunakan di pesantren-pesantren di seluruh kawasan Nusantara.
Kitab Awamil karangan Abd Al-Qahir ibn Ábd Al-Rahman Al-Jurjani, Wafat 471 H), yang berisi sebuah daftar situasi yang menentukan harakat huruf akhir dari kata benda dan huruf-huruf hidup yang mengikuti konsonan akhir dari kata kerja.
Naskah Kitab Al Awamil ini berisi tata bahasa Arab yang mengandung kajian kaidah struktur kalimat bahasa Arab dengan konsekuen perubahan I'rab (bunyi akhir kata) berdasarkan posisi kata pada suatu kalimat. Disiplin ilmu bahasa Arab tentang tata bahasa semacam ini dikenal dengan sebutan Ilmu Nahwu.
I'rab merupakan fenomena bahasa yang hanya terdapat dalam struktur kalimat bahasa Arab.
Kata Awamil merupakan bentuk jamak dari kata 'Amil yang berarti kata-kata yang memberi pengaruh/ penentu terhadap kata di depannya. Isi kitab ini menekankan berbagai penentu i'rab kata Arab dalam struktur kalimat.
Tingkatan kitab nahwu selanjutnya yakni Kitab Jurmiyyah. Kitab nahwu ini dipelajari santri tingkat menengah atau madrasah diniyyah al wustho (MDW).
Kitab Al Jurumiyyah adalah salah satu kitab yang banyak dipakai di pesantren-pesantren tradisional karena kitab ini merupakan kitab nahwu yang paling populer dan sangat masyhur di kalangan para santri yang belajar nahwu dan sharaf, karena mudahnya uslub dan metode penyampaiannya hal menyebabkan banyak orang lebih suka belajar bahasa arab pakai matan jurmiyah ini.
Pengarang Kitab Al Jurumiyyah yakni Abu Abdullah Muhammad b. Daud Al-Shanhaji b. Ajjurum, dari Kota Fes, Maroko wafat pada 723 H) yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Ajurum.
Di kalangan santri, kitab ini menjadi salah satu sorogan favorit fan ilmu alat lanjutan. Umumnya diberikan setelah tahapan kitab jurumiyyah dapat terhafal dan terpahami dengan baik. Dengan cara penyampaian nadhom seperti ini, para pembelajar lebih terbantu ingatannya atas hafalan yang sangat muskil sekalipun.
Kitab Imrithi juga salah satu tingkatan kitab nahwu yang dipelajari santri MDW. Nadhom Al-Imriti ini merupakan matan Kitab Jurumiyyah, kitab ilmu nahwu yang diubah menjadi bentuk nadhom atau syair.
Imrithi merupakan karya Muallamah Syeikh Syarafuddien Yahyaa Al Anshari Al-Imrithi Rohimahulloh.
Isi nadhom Imriti antara lain terdiri dari bait-bait : Muqoddimah, Bab Kalam, Alamat I'rob, Bab Alamat Nashob, Bab Alamat Khofad, Bab Alamat Jazm.
Editor: Kastolani Marzuki