Teror Penembakan Tak Pengaruhi Layanan Publik di Pemkot Surabaya
SURABAYA, iNews.id – Teror penembakan mobil Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Ery Cahyadi tak memengaruhi layanan publik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur. Sejauh ini seluruh aktivitas berjalan normal. Bahkan, Ery tampak masuk kantor seperti biasa.
"Kami pastikan semua pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Pemkot harus tetap berjalan, pekerjaan tidak boleh berhenti. Siapapun pejabat di Pemkot Surabaya harus berani dan tetap menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar demi kepentingan masyarakat," kata Ery kepada wartawan di kantornya, Kamis (15/3/2018).
Menurut Ery, musibah yang dialaminya merupakan salah satu risiko dari pekerjaan yang harus dijalankan. Dia menilai, selama
pekerjaan berjalan di garis yang benar, maka harus komitmen menjalankannya meski sadar akan dampaknya.
Dia mengaku, memaafkan pelaku dan memilih untuk tidak mendendam. Menurutnya, manusia tidak luput dari kesalahan. "Jadi, setelah ini saya seperti biasa, seperti yang dulu, tidak berubah. Saya pasrahkan semua nasib dan keluarga kepada Gusti Allah," ujarnya.
Ery enggan berkomentar panjang terkait proses hukum ataupun identitas pelaku penembakan. Unutk urusan tersebut, kata dia, silakan ditanyakan langsung kepada pihak kepolisian karena pelaku sudah tertangkap. Dia juga mengaku sangat menghormati proses
hukum yang berlangsung.
"Biarlah proses tersebut berjalan di kepolisian. Hal itu (penembakan) biasa saja dan tidak masuk dalam pemikiran saya," ucapnya.
Ery mengaku, saat ini pikirannya tertuju untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk di depan mata. Mulai dari tempat relokasi bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ditertibkan, evaluasi pembangunan jalan baru, hingga kepuasan masyarakat tentang pelayanan perizinan.
"Itu (tugas) yang ada di otak saya saat ini. Bukan masalah itu (penembakan mobil)," katanya.
Dia berharap, insiden yang dialaminya dapat menjadi pembelajaran bagi para pejabat pemkot. Sesungguhnya, kata dia, tugas dan kewajiban sebagai abdi negara amat berisiko. Namun, terpenting adalah menjaga dan menjalankan amanah yang telah diberikan untuk mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
"Meskipun mungkin ada yang suka dan ada yang tidak suka, itulah risiko pekerjaan," ungkapnya.
Editor: Achmad Syukron Fadillah