Sulitnya Temukan Hilal, Penampakan Bulan Sabit Tipis Penentu Awal Ramadhan

BLITAR, iNews.id - Penampakan hilal (bulan sabit) menjadi penentu awal berlangsungnya Bulan Ramadhan. Dengan terlihatnya hilal melalui pandangan mata langsung, umat Islam bisa memulai puasa Ramadhan.
Di wilayah Jawa Timur misalnya, pengamatan hilal atau rukyatul hilal biasa dilakukan di 22 titik yang tersebar di sepanjang kawasan Pantai Utara dan Madura, di antaranya di bukit Wonocolo-Kedewan Kabupaten Bojonegoro.
Kemudian di Tanjung Kodok Tuban, Pantai Taneros Ambunten Sumenep Madura dan Bukit Gumuk Klasik Indah Kabupaten Banyuwangi. Terlihatnya hilal di salah satu titik saja, maka awal puasa ramadan bisa dimulai.
Ditinjau secara bahasa, Al-Qur’an, sunnah dan sains menyebut hilal sebagai bulan sabit yang cahayanya lembut. Dalam buku Penanggalan Islam (2013) dikatakan, kelembutan cahaya hilal laksana benang yang tampak.
Cahaya lembut di ufuk barat itu dapat terlihat oleh mata kepala pada saat tenggelamnya matahari. “Sesaat setelah terbenamnya matahari di hari telah terjadinya ijtimak atau konjungsi, sebagai tanda datangnya bulan baru”.
Kenapa rukyatul hilal dilakukan pada saat matahari terbenam?. Pada buku Penanggalan Islam disebutkan karena waktu ghurub (matahari terbenam) atau maghrib dalam kalender Islam merupakan tanda pergantian hari.
Editor: Ihya Ulumuddin