get app
inews
Aa Text
Read Next : Gunung Semeru Erupsi Beruntun Hari Ini, Kolom Abu Tertinggi Capai 1.100 Meter

Rumah Adat Jawa Timur, Hunian yang Kental dengan Nilai-Nilai Tradisi

Selasa, 04 Oktober 2022 - 08:33:00 WIB
Rumah Adat Jawa Timur, Hunian yang Kental dengan Nilai-Nilai Tradisi
Rumah Joglo Jompongan. (Foto: joglolimasan).

5. Rumah Osing 

rumah adat Osing. (foto: travel).
rumah adat Osing. (foto: travel).

Seperti namanya, rumah osing merupakan rumah adat Jawa Timur milik Suku Osing di wilayah Banyuwangi. Rumah ini memiliki beberapa jenis, yaitu Baresan, Crocogan, dan Tikel Balung. 

Ketiganya dibedakan berdasarkan rab atau jumlah bidang atapnya. Baresan memiliki empat rab, crocogan memiliki 2 rab, dan tikel balung memiliki empat rab.

Tidak ada ritual khusus dalam membangun rumah adat ini. Namun, masyarakat Osing melarang rumah dibangun menghadap gunung dan harus menghadap ke jalan.

Berbeda dengan rumah joglo yang besar, karakter rumah osing cukup sederhana. Sebab, biasanya hanya dihuni keluarga utuh saja. Bagian depan ditempati oleh anak-anak, sementara bagian belakang untuk orang tua. 

6. Rumah Suku Tengger 

rumah suku tengger (foto: pronolinggo).
rumah suku tengger (foto: pronolinggo).

Rumah adat Jawa Timur ini bisa ditemui di masyarakat Suku Tengger yang mendiami lereng Gunung Bromo. Ciri rumah adat ini sangat sederhana, memiliki atap runcing dan meninggi. 

Rumah adat Tengger memiliki desain bentuk yang di sesuaikan dengan keadaan alam sekitar sehingga mampu beradaptasi dan menjadi hunian yang nyaman untuk tinggal. Ciri utama bentuk rumah adat Tengger tidak bertingkat dan hanya memiliki dua jendela. Sementara di bagian depan terdapai balai untuk bersantai. 

7. Rumah Dhurung Bawean

Rumah dhurung Bawean. (foto: kemendikbud).
Rumah dhurung Bawean. (foto: kemendikbud).

Rumah adat Jawa Timur dhurung Bawean bisa dijumpai di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, khususnya di daerah Pudakit, Kecamatan Sangkapura. 

Disebut rumah dhurung karena pada rumah adat Bawean ini terdapat dhurung, yaitu balai kecil berukuran 2x3 meter yang terpisah dengan bangunan rumah utama. Fungsinya dhurung ini untuk menerima tamu yang sifatnya nonformal atau sekadar bersantai dan beristirahat setelah pulang bekerja. 

Selain sebagai tempat istirahat dhurung juga difungsikan sebagai lumbung padi atau hasil panen lainnya yang diletakan pada bagian atasnya. Jika dilihat sekilas, dhurung ini mirip gazebo pada rumah-rumah moderen saat ini.

Bagian rangka dan papan dudukan terbuat dari kayu. Sedangkan atapnya terbuat dari rumbia yang dalam bahasa bawean disebut dheun. Kayu yang digunakan biasanya kayu jati atau kayu lokal yang ada disekitar Bawean. 

Bagian yang cukup menarik dari dhurung ini yakni pada ukiran di beberapa bagian seperti tiang serta adanya jhelepang yaitu semacam jebakan atau penghambat tikus sehingga dapat melindungi lumbung padi.

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut