get app
inews
Aa Text
Read Next : Kader Muda NU Serukan PBNU Kembali ke AD/ART dan Hormati Islah Para Kiai Sepuh

Rais Aam PBNU Batal Hadiri Forum Kiai Sepuh di Tebuireng, Isyarat Menghindari Islah?

Jumat, 05 Desember 2025 - 21:06:00 WIB
Rais Aam PBNU Batal Hadiri Forum Kiai Sepuh di Tebuireng, Isyarat Menghindari Islah?
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menarik diri dari pertemuan dengan kiai sepuh yang akan digelar di Ponpes Tebuireng, Sabtu (6/12/2025). (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id – Upaya para kiai sepuh dan keluarga besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari untuk mendamaikan dua pucuk pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, terancam kandas.

Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, melalui surat resmi PBNU, menyatakan menarik diri dan mengusulkan penundaan agenda Silaturahim Mustasyar dengan Rais ‘Aam yang seharusnya digelar Sabtu (6/12/2025).

Surat bernomor 4802/PB.02/B.I.01.71/99/12/2025 yang ditujukan kepada penggagas acara, dr. KH Umar Wahid, menyebut alasan penundaan adalah adanya sidang Pleno PBNU pada 9–10 Desember.

Padahal, forum yang digagas keluarga Tebuireng ini dirancang khusus sebagai kelanjutan pertemuan masyayikh di Ploso (30/11) untuk mendorong islah dan menyatukan sikap pucuk pimpinan PBNU. Susunan acara bahkan telah mencantumkan pemaparan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, yang akan diakhiri dengan rumusan kesepakatan damai dan konferensi pers di hadapan para Mustasyar dan Syuriyah.

"Kalau hadir di Tebuireng, beliau otomatis mengikuti keputusan masyayikh. Beliau mungkin menunggu forum yang bisa dikontrol sendiri,” ujar seorang sumber dari Jawa Timur.

Langkah ini dikhawatirkan sebagian pihak sebagai sinyal bahwa Rais Aam tidak membuka ruang islah yang tulus. Jika forum Tebuireng dibatalkan, inisiatif para kiai sepuh untuk mendamaikan dinamika internal dapat terhentu. 

"Kalau pintu islah dibuka oleh masyayikh tapi tidak ditanggapi, siapa yang sebenarnya tidak menginginkan perdamaian?” tanya sumber tersebut.

Di tengah ketidakpastian ini, Jaringan Kader Muda Nahdlatul Ulama (NU) se-Indonesia menyerukan agar kepemimpinan PBNU kembali tunduk pada mekanisme AD/ART dan menghormati ikhtiar islah kiai sepuh.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut