Perang Survei, Giliran PolMark Indonesia Unggulkan Gus Ipul-Puti
SURABAYA, iNews.id – Perang survei terus meramaikan gelaran Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur. Hasil rilis dari lembaga survei juga diprediksi akan berbeda-beda. Bergantung kecenderungan dukungan calon masing-masing.
Terbaru, PolMark Indonesia merilis hasil survei untuk dua kontestas dalam Pilgub Jatim tersebut, Rabu (14/3/2018). Hasilnya, pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno unggul telak dibanding penantangnya, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.
Survei yang melibatkan 1.200 responden di Jatim, mulai pada 6-11 Februari 2018 ini menempatkan Gus Ipul-Puti dengan angka 42,7%. Sedang pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak hanya 27,2%. Sementara terdapat 30,1% responden yang menyatakan belum menentukan pilihan (undecided voter).
Hasil ini berbanding terbalik dengan survei Litbang Kompas, Senin (12/3/2018). Dalam survei itu, pasangan Khofifah-Emil unggul dengan 44,5%. Sementara Gus Ipul-Puti 44%. Hanya ada selisih 0,5% suara.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Novri Susan mengatakan, kekuatan Gus Ipul dan Puti terletak pada ideologi dari keduanya. Gus Ipul merepresentasikan kaum santri atau NU (religius). Sedang Puti representasi dari kaum Nasionalis.
Gabungan kedua ideologi ini yang menjadi modal kuat bagi pasangan nomor urut 2 tersebut dalam mendongkrak elektablitas. “Ideologi dari pasangan ini kan sudah cukup jelas. Sehingga, pemilih bisa lebih yakin,” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan selisih elektabilitas yang cukup tinggi tersebut, maka Khofifah-Emil harus berjuang ekstra keras untuk menandingi Gus Ipul-Puti. Sebaliknya, dia menilai, tingginya undecided voter bisa menjadi peluang juga bagi Gus Ipul-Puti. “Ketika undecided voter ini bisa dikelola dengan baik, maka tentu akan mendongkrak elektabilitas Gus Ipul- Puti lebih tinggi lagi,” ucapnya.
Pandangan berbeda diungkapkan pengamat politik lainnya, Kacung Maridjan. Dia justru menyoroti tingginya responden yang belum menentukan pilihan, yakni sebesar 30,1 persen. Dia menduga keraguan untuk memilih ini lantaran kedua cagub yang masih sama-sama berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU).
Khofifah menjabat sebagai Ketua Muslimat NU. Sedang Gus Ipul, merupakan mantan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan saat ini menjabat salah satu ketua di PBNU. “Saya kira ini adalah pertarungan NU. Siapa pun yang nanti terpilih, pasti dari NU. Mengenai hasil survei, itu kan di Februari dan angkanya akan terus bergerak hingga Juni nanti,” katanya.
Menanggapi survei tersebut, juru bicara pasangan Khofifah-Emil, KH Zahrul Azhar Asad (Gus Hans) bersikap santai. Dia tidak mempermasalahkan beberapa hasil survei yang dimunculkan oleh Polmark. Sebab, menurutnya, masyarakat saat ini sudah cerdas menilai kredibelitas lembaga survei.
“Yang jelas Polmark sudah menjalankan tugas dengan baik kepada kliennya agar dapat menumbuhkan kepercayaan diri kepada pendukungnya setelah terpuruk dari survei-survei lembaga media yang jauh lebih independen,” tandasnya.
Gus Hans menyampaikan, jika tujuannya untuk menyemangati para pendukung Gus Ipul-Puti, dia sangat setuju. Sehingga permainan lebih imbang. “Dengan begitu mereka tak perlu lagi menghalalkan segala cara dengan jalur kekuasaan. Lihat saja baliho Puti di jalan utama yang menyalahi aturan. Sampai saat ini tetap dipasang. Semoga dengan hasil yang
“menggembirakan” ini bisa mengurangi mereka melakukan pelanggran,” ucapnya menyindir.
Editor: Kastolani Marzuki