get app
inews
Aa Text
Read Next : Tragedi Perang Bubat, Pernikahan Kerajaan Sunda-Majapahit Berubah Jadi Pertumpahan Darah

Perang Bubat: Pertentangan Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang Berujung Tragedi Berdarah

Jumat, 22 Agustus 2025 - 07:29:00 WIB
Perang Bubat: Pertentangan Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang Berujung Tragedi Berdarah
Ilustrasi Raja Majapahit Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada. (Foto: FB/Majapahit)

MALANG, iNews.id - Perang Bubat menjadi salah satu catatan kelam dalam sejarah Nusantara. Peristiwa berdarah ini dipicu perbedaan pandangan antara Raja Majapahit Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada.

Kisah bermula ketika rombongan Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk menikahkan Dyah Pitaloka Citraresmi dengan Hayam Wuruk. Pernikahan itu sejatinya dilandasi rasa cinta, bukan perjanjian politik.

Namun, Gajah Mada menafsirkan lain. Baginya, kedatangan Kerajaan Sunda ke Majapahit adalah bentuk pengakuan kedaulatan. Hal ini sejalan dengan Sumpah Palapa yang diikrarkannya untuk menaklukkan seluruh Nusantara.

Dikutip dari buku Perang Bubat 1279 Saka Membongkar Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk menolak tafsir politik tersebut. Dia ingin menikahi Dyah Pitaloka sebagai saudara, bukan untuk memperluas wilayah.

Pertentangan tajam antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada tak dapat dielakkan. Sunda pun menolak mentah-mentah dianggap sebagai pihak taklukan. Ketegangan berujung pecahnya Perang Bubat, saat dua pasukan besar Jawa saling berhadap-hadapan.

Pertempuran berlangsung sengit dan memakan banyak korban. Pasukan Majapahit juga banyak yang tewas, namun pada akhirnya hampir seluruh prajurit Sunda berhasil dilumpuhkan.

Dalam pertempuran itu, Gajah Mada membunuh Anepakan, pejabat penting Sunda. Raja Sunda pun gugur di tangan besannya sendiri, Raja Kahuripan dan Raja Daha. Tragedi memuncak ketika Dyah Pitaloka memilih bunuh diri demi menjaga kehormatan keluarganya.

Kemenangan Kerajaan Majapahit justru meninggalkan luka. Gajah Mada dianggap penyebab tragedi dan mulai dijauhi dari lingkaran politik istana.

Sementara itu, Hayam Wuruk merasa sangat bersalah atas insiden tersebut. Dia meminta maaf kepada Kerajaan Sunda dan menuliskan penyesalan dalam naskah Kidung Sunda. Dalam naskah itu, Gajah Mada disebut akan dihukum mati.

Namun rencana eksekusi tak pernah terwujud. Sebelum ditangkap, Gajah Mada meninggal dengan cara moksa. Tak lama kemudian, Hayam Wuruk juga wafat, menyisakan cerita pilu dalam sejarah Majapahit.

Perang Bubat menjadi simbol kegagalan sumpah Palapa yang dicetuskan Gajah Mada. Meski berhasil menaklukkan banyak wilayah di Nusantara, Majapahit tidak pernah bisa menundukkan Kerajaan Sunda yang berada di pulau yang sama.

Tragedi ini pun dikenang sebagai titik balik, di mana cita-cita penyatuan Nusantara harus dibayar dengan darah, cinta dan kehormatan yang hilang.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut