Pangdam V Brawijaya Minta Pertikaian Antarperguruan Silat Diakhiri: Jangan Merasa Kuat Sendiri

Karena itu, Farid meminta kehormatan dan kepribadian yang baik menjadi dasar dari segala tindakan mereka. Jangan sampai karena berkelompok terus merasa kuat dan besar sendiri sehingga maunya menang sendiri lalu ujung-ujungnya bertindak anarkis.
Pada kesempatan itu, dia juga menekankan pentingnya anak asuh dijaga dengan baik. Sebab, mereka masih berusia muda. Rata-rata belasan tahun.
Bila mereka sudah tersangkut tindak pidana di usia muda, maka akan memengaruhi pertumbunan mental mereka. Lagi pula bila ada anak asuh yang tersangkut kasus hukum yang pusing yakni orang tua mereka, bukan perguruan silatnya.
Sebagai aparat keamanan yang diberi hak oleh negara, imbuh Farid, mereka bisa saja melakukan represi atau tindakan hukum, tapi itu adalah jalan terakhir. Aparat hukum mendahulukan soft approach, pendekatan lunak melalui jalan dialog dan pembinaan. Meskipun sudah ada yang mengancam aparat saat ada anggotanya yang ditangkap.
"Kalau mau represif, Polda Jatim punya 30.000-an pasukan dan Kodam Brawijaya punya 26.000-an pasukan. Tapi kami tidak ingin jalan penyelesaian seperti itu," kata Danrem 132/Tadulako 2020-2021 ini.
Editor: Ihya Ulumuddin