Muskeljudentum, Kisah Doktrin Sepak Bola Israel yang Mengejutkan Eropa

SURABAYA, iNews.id - Penolakan Timnas Israel (Yahudi) berlaga di Indonesia dalam ajang Piala Dunia U-20 terus bermunculan. Penolakan ini bahkan membuat federasi sepak bola dunia (FIFA) membatalkan drawing di Pulau Dewata pada 31 Maret mendatang.
Tak hanya itu, Indonesia bahkan terancam batal menjadi tuan rumah dan mendapat sanksi atas penolakan itu. Meski begitu penolakan masih bergulir dari sejumlah kalangan elit politik tanah air.
Mulai Gubernur Bali hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan enggan melihat atlet sepak bola Yahudi merumput di stadion Indonesia. Konflik tak berkesudahan antara Israel dengan Palestina sebagai alasan utamanya.
Sementara di sisi lain ada pihak yang tidak sepakat dengan penolakan itu. Mereka tidak ingin mencampuradukkan antara sepak bola dengan urusan politik.
Sementara dalam sejarahnya, orang-orang Yahudi memakai olahraga, yakni khususnya sepak bola sebagai salah satu instrumen untuk memperkuat kekuatan politik internasional.
Seluruh gerakan Yahudi atau Israel di dunia meyakini sepak bola dan olahraga pada umumnya akan membebaskan mereka dari kekerasan dan tirani antisemit (kebencian terhadap Yahudi)
Keyakinan itu dipandu oleh sebuah doktrin politik yang telah mendarah daging sekaligus menjadi napas kebangkitan mereka.
Editor: Ihya Ulumuddin